Lima Program Banyuwangi Sabet Penghargaan Inovasi Layanan Publik
Dari 3.156 Program Se-Indonesia, Lima Inovasi Masuk Top 99
BANYUWANGI –Inovasi dan program kerja yang dicetuskan Kabupaten Banyuwangi kembali menuai apresiasi. Kali ini penghargaan datang dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB). Lima inovasi pelayanan publik itu adalah Rantang Kasih, Banyuwangi Mall, CHIPS, Barisan Siap, dan Banyuwangi Festival.
Kelima program tersebut berhasil masuk jajaran Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari total 3.156 inovasi se-Indonesia. Penghargaan diserahkan langsung Menpan RB Syafruddin kepada Bupati Abdullah Azwar Anas pada penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2019 di Semarang, Kamis lalu (18/7).
Sebelumnya, inovasi itu telah dipaparkan di depan juri-juri independen. Tim juri independen diketuai JB Kristiadi dengan anggota akademisi Prof Eko Prasodjo, Ketua YLKI Tulus Abadi, akademisi Wawan Sobari, praktisi Neneng Gunardi, dan praktisi komunikasi Suryopratomo.
Menurut Anas, pemerintah selalu dihadapkan pada keterbatasan dan tantangan-tantangan. Mulai soal anggaran, SDM, kewenangan, hingga waktu. Keterbatasan dan tantangan itu lantas melahirkan dua hal jalan keluar, yaitu inovasi dan kolaborasi.
Anas mencontohkan Rantang Kasih yang merupakan program pemberian makanan bergizi setiap hari. Makanan itu diberikan kepada warga lanjut usia miskin secara gratis. Total ada 3.017 warga lansia yang menjadi sasaran program itu.
”Inovasi itu lahir dari tantangan permasalahan sosial warga lanjut usia nonproduktif. Tidak bisa dengan stimulus modal, misalnya, karena sudah berumur. Maka negara hadir dengan solusi yang bersifat praktis, yaitu kebutuhan makan sehari-hari,” jelas Anas.
Dokter dan ahli gizi dilibatkan dalam program Rantang Kasih. Untuk kolaborasi diwujudkan dengan menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Banyuwangi dan dana pemerintah desa.
”Dengan program pelayanan publik sederhana ini, kita bisa mengorkestrasi gerakan yang merekatkan hubungan antarwarga,” ungkap Anas.
Banyuwangi Festival (B-Fest) menjadi satu di antara lima inovasi yang mendapat penghargaan. Rangkaian acara yang dihelat sejak 2012 itu bukan sekadar agenda wisata. B-Fest menjadi cara Banyuwangi berkonsolidasi di bidang budaya, infrastruktur, masyarakat, dan ekonomi.
”Kami mengerjakan B-Fest tanpa event organizer. Birokrat, masyarakat, swasta, hingga TNI/Polri terlibat di setiap pelaksanaan. Secara tak langsung, kami akhirnya bergotong royong menyukseskan event, yang akhirnya menjadi modal sosial yang kuat bagi Banyuwangi,” papar Anas.
Sementara itu, Barisan Siap merupakan inovasi dari Polres Banyuwangi. Program itu merupakan akronim dari Bhabinkamtibmas Respons Pengaduan Setiap Masalah Publik. Salah satu perwujudannya adalah pendirian rumah singgah bagi ibu hamil berisiko tinggi di Dusun Krajan, Jambewangi, Sempu. Kawasan tersebut merupakan tepi hutan yang terdekat
dengan Gunung Raung.
”Salah satu inisiatornya adalah Brigadir Oki Heru, anggota Polsek Sempu yang berinisiatif mengajak warga gotong-royong membangun rumah singgah, yakni tempat transit bagi ibu hamil beberapa hari sebelum perkiraan kelahiran,” ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi.