Bersama Belajar Kelola Limbah
SURABAYA, Jawa Pos – Allissha MoonSyabanatekunmendengarkan cara membuat biopori. Siswa SD Lukman Al Hakim itu menyatakan baru pertama mendapatkan pengetahuan tersebut. ’’Sebelumnya pernah dengar istilah ini. Baru kali ini tahu cara membuatnya,’’ katanya.
Kemarin (23/7) dia bersama puluhan pelajar dari SMPN 57, SMP Al Amin, SD Muhammadiyah 4, dan SD Muhammadiyah Kreatif 16 mengikuti workshop yang diadakan dinas lingkungan hidup (DLH) di SMPN 23. Kepala SMPN 23 Laili Fadila mengatakan, kegiatan tersebut sekaligus menjadi salah satu langkah SMPN 23 menuju sekolah adiwiyata mandiri tahun ini. Salah satu syaratnya harus mengajak lima sekolah imbas binaan untuk ikut mengaplikasikan program lingkungan hidup. ’’Sebagai tuan rumah, kami ajak lima sekolah imbas untuk menambah pengetahuan tentang lingkungan hidup,’’ tuturnya.
Lima sekolah imbas tersebut, lanjut dia, sudah menjadi sekolah adiwiyata tingkat kota. Kini SMPN 53 terus membina lima sekolah imbas itu menuju sekolah adiwiyata tingkat Jawa Timur untuk tahun depan. ’’Lima sekolah binaan kami ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan di bidang lingkungan,’’ paparnya.
Dalam kegiatan penyuluhan kali ini, lima sekolah imbas itu mendapatkan materi tentang Surabaya nol sampah, biopori, dan penjernihan air. Mereka diajak praktik membuat biopori di taman sekolah. ’’Biopori berfungsi untuk menyerap air di daerah rawan banjir,’’ jelas Penanggung Jawab Adiwiyata SMPN 23 Kun Mariyati. ’’Harapannya, para pelajar ini bisa mempraktikkan di sekolah,’’ jelasnya.