Cari Bupati Muda yang Peduli Generasi Muda
SIDOARJO, Jawa Pos – Anak-anak muda adalah penggerak kemajuan. Jika dipimpin generasi muda, Kabupaten Sidoarjo akan semakin maju. Bakal lahir tokoh-tokoh nasional, bahkan internasional dari Kota Delta. ”Melihat potensi Sidoarjo, hal itu sangat bisa dilakukan,” ungkap Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) RS Anwar Medika dr Farida Anwari. Dia berharap pemimpin Sidoarjo mendatang merupakan sosok yang bisa diterima semua golongan. ”Khususnya generasi milenial,” kata dokter berusia 47 tahun tersebut. Kota Udang membutuhkan pemimpin yang peduli pada anak-anak muda, generasi milenial. Mengapa? Farida mencatat fenomena mengkhawatirkan pada era kekinian di kota berpenduduk sekitar 2,4 juta jiwa tersebut. Generasi milenial menunjukkan gaya hidup (lifestyle) yang tidak produktif. Itu terlihat dalam beberapa tahun terakhir. ”Gaya hidup yang kurang sehat. Baik pola komsumsi maupun kebiasaan sehari-hari,” ucap lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang tersebut.
Mantan direktur utama (Dirut) RS Anwar Medika Krian itu mencatat pasien cuci darah (hemodialisis) di rumah sakit tersebut terus meningkat. Pada 2018 kunjungan pasien mencapai 3.880. Pada semester pertama 2019, jumlahnya melonjak tajam menjadi 4.687 kunjungan.
”Peningkatannya luar biasa. Pasien usia produktif 15 persen,” tuturnya. Fenomena itu ibarat gunung es. Yang tampak di permukaan baru sebagian kecil. Namun, untuk jangka panjang, bahayanya sangat besar.
Apa penyebabnya? Salah satunya ialah kebiasaan mengonsumsi makanan siap saji. Fast food menjadi makanan pokok anak-anak muda sebagai gaya hidup. Dampaknya buruk bagi kesehatan. ”Pemuda kita terancam rapuh,” katanya.
Farida berharap pemimpin Kota Santri tersebut memiliki formula khusus untuk mengantisipasi kondisi seperti itu. Sebelum terlambat, masyarakat dijaga agar selalu sehat. Kalau perlu, dipaksa.
Pemimpin Sidoarjo mendatang harus mempunyai perhatian khusus terhadap kondisi anak-anak muda sekaligus masa depan mereka. Misalnya, menyiapkan wadah dan fasilitas penunjang. Setidaknya, disediakan ruang terbuka hijau lebih besar di setiap kecamatan. ”Untuk berolahraga dan berinteraksi,” jelasnya.
Selain itu, diselenggarakan berbagai event yang ideal buat generasi muda. Pengalaman generasi milenial perlu terus ditambah. ”Tentu hal-hal yang produktif,” tuturnya.