Jawa Pos

Tidak Semua Anak Memiliki Keluarga

-

SIDOARJO, Jawa Pos – Kemarin (23/7) sejumlah perayaan Hari Anak Nasional terlihat di Kota Delta. Salah satunya di Sekolah Nurul Hikmah. Anak didik diajak menggambar cita-cita. Kemudian, hasilnya dipamerkan di dinding sekolah. Total ada 170 siswa, baik SD maupun KB dan TK.

Misalnya, Ino Joevalino Putra Arlijanto. Dia menggambar anak yang tengah bermain bola. ’’Hobi sepak bola, ingin jadi pesepak bola top,’’ kata pelajar kelas III SD tersebut. Sedangkan, Richie Zafran melukis satu set drum. Namun, siswa kelas III SD itu tidak bercita-cita menjadi drumer. Dia hobi main drum. ’’Punya drum juga di rumah,’’ ucapnya.

Sementara itu, tidak semua anak beruntung. Ada yang tidak punya keluarga. Saat ini mereka dipelihara negara. Misalnya, di Unit Pelayanan Teknis Perlindung­an dan Pelayanan Sosial Anak Balita (UPT PPSAB) Dinsos Jatim di Sidoarjo.

Hingga kemarin (23/7) masih ada 47 anak yang dirawat. Mulai anak usia 0 bulan hingga lebih dari 5 tahun. Paling banyak adalah bayi baru lahir hingga 6 bulan. Jumlahnya 20 anak. Mereka adalah bayi yang dibuang dari berbagai wilayah di Jawa Timur. ’’Ada bayi usia 3 bulan yang akan kami ambil dari Jakarta,’’ kata Kepala UPTD PPSAB Dwi Antini Sunarsih.

Menurut dia, tidak semua anak bisa mendapatka­n calon orang tua angkat (COTA). Biasanya, hal itu terjadi pada anak-anak yang sudah besar atau berkebutuh­an khusus. Dia berharap ada COTA yang tidak hanya mengingink­an bayi atau anak kecil. Sebab, setiap anak memiliki hak yang sama untuk memiliki keluarga. ’’Daripada mereka nanti tinggal di panti asuhan, lebih baik bersama keluarga,’’ lanjut Dwi.

 ??  ?? MASA DEPAN: Airin dan Arjuna, siswa SD Nurul Hikmah, menempelka­n gambar cita-cita mereka di dinding sekolah kemarin. Foto kanan, anak-anak tanpa keluarga yang dirawat di UPT PPSAB Dinsos Jatim.
MASA DEPAN: Airin dan Arjuna, siswa SD Nurul Hikmah, menempelka­n gambar cita-cita mereka di dinding sekolah kemarin. Foto kanan, anak-anak tanpa keluarga yang dirawat di UPT PPSAB Dinsos Jatim.
 ?? RIANA SETIAWAN/JAWA POS ?? dikerjakan pemerintah pusat sendiri, sedangkan pembebasan lahan ditanggung Pemkab Sidoarjo dan Pemprov Jatim. ’’Persentase­nya 30 persen ditanggung pemkab dan 70 persen pemprov,’’ ucapnya.
Artinya, lanjut Judi, Sidoarjo harus menyiapkan uang Rp 90 miliar dan Pemprov Jatim Rp 210 miliar. Namun, Sidoarjo tidak bisa menyediaka­n anggaran itu pada 2019. Sebab, pemkab sudah mengajukan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD ke DPRD. ’’Mungkin tahun depan,’’ jelasnya.
Pemprov Jatim juga menyatakan tidak siap tahun ini. Belum
RIANA SETIAWAN/JAWA POS dikerjakan pemerintah pusat sendiri, sedangkan pembebasan lahan ditanggung Pemkab Sidoarjo dan Pemprov Jatim. ’’Persentase­nya 30 persen ditanggung pemkab dan 70 persen pemprov,’’ ucapnya. Artinya, lanjut Judi, Sidoarjo harus menyiapkan uang Rp 90 miliar dan Pemprov Jatim Rp 210 miliar. Namun, Sidoarjo tidak bisa menyediaka­n anggaran itu pada 2019. Sebab, pemkab sudah mengajukan perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD ke DPRD. ’’Mungkin tahun depan,’’ jelasnya. Pemprov Jatim juga menyatakan tidak siap tahun ini. Belum
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia