ODGJ Dominasi Liponsos
SURABAYA, Jawa Pos – Per 30 Juli jumlah penghuni lingkungan pondok sosial (liponsos) 948 orang. Menurut Kepala Dinas Sosial Surabaya Supomo, penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) terbanyak adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Yaitu, 824 orang.
Supomo menjelaskan, dari jumlah tersebut, 252 orang merupakan perempuan. Rata-rata mereka berusia 30 tahun ke atas. Mayoritas adalah ODGJ bawaan atau genetik. Jadi, jika orang tuanya ODGJ, anaknya juga akan mengalaminya.
’’Alhamdulillah semakin berkurang,’’ tuturnya. Daripada tahun sebelumnya, jumlah tersebut berkurang. Menurut dia, jumlah PMKS yang disembuhkan lebih banyak daripada yang masuk liponsos.
Selain ODGJ, ada 47 gepeng, 49 lansia, 11 anjal, dan 17 wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) atau tunasusila. Dari WRSE yang ada, lima orang di antaranya warga Surabaya. Sisanya berasal dari kota lain. Sementara itu, jumlah penghuni liponsos yang rawat inap di rumah sakit 125 orang. Di RSJ Menur ada 55 orang dan RSJ Lawang 70 orang.
Satpol PP menjaring PMKS dari berbagai daerah di Surabaya untuk dibina di dinas sosial. Paling banyak ternyata ditemukan di daerah Surabaya Utara seperti Kenjeran, Semampir, Pabean, dan sebagainya.
Supomo mengatakan, jika yang terjaring warga Surabaya, akan dibina. Tetapi, jika yang terjaring warga luar kota, dikembalikan ke daerah asal. Dinsos dibantu tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dalam pengembalian mereka. Saat dikembalikan, mereka diberi obat untuk sebulan. Harapannya, pemerintah setempat bisa melanjutkan pengobatan tersebut.
Hingga kini, dinsos terus memulangkan PMKS yang bukan warga Surabaya. Tahun ini sudah ada 294 orang yang dipulangkan. Pada Juni jumlah yang dipulangkan terbanyak, yaitu 82 orang.
Koordinator TKSK Surabaya Wiji mengungkapkan, timnya berkoordinasi dengan TKSK di seluruh Indonesia.