Jaga Kota Santri Tetap Aman
Hari Ini 264 Desa Menggelar Pilkades Serentak
GRESIK, Jawa Pos – Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak dihelat hari ini (31/7). Sebanyak 264 desa se-Kabupaten Gresik akan memilih pemimpin masingmasing. Pilkades kali ini melibatkan 720.768 pemilih yang tersebar di 274 tempat pemungutan suara (TPS).
Berdasar pengalaman pilkades serentak sebelumnya, partisipasi pemilih biasanya relatif tinggi. Bahkan, di beberapa desa, partisipasi pemilih bisa lebih dari 90 persen. Angka itu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemilu. Maklum, pilkades dianggap memiliki gereget lebih tinggi karena calon kepala desa biasanya termasuk keluarga atau tetangga.
Namun, potensi gejolak juga tinggi. Karena itu, dalam beberapa hari terakhir petugas gabungan terus melakukan persiapan. Mereka tidak ingin kecolongan. Gresik harus tetap kondusif. Keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) mesti terus terjaga. Kemarin (30/7) ribuan petugas gabungan bergerak ke desa-desa yang menghelat pilkades.
Sebelum menyebar ke lokasilokasi itu, personel gabungan apel di halaman kantor Pemkab Gresik, Jalan dr Wahidin Sudirohusodo, Kebomas. Apel pergeseran pasukan pengamanan pilkades serentak itu dipimpin Kapolres AKBP Wahyu S. Bintoro. Hadir pula Bupati Sambari Halim Radianto dan jajaran forkopimda. Di antaranya, Wabup Moh. Qosim, Dandim 0817 Gresik Letkol Inf Budi Handoko, Kajari Pandoe Pramoekartiko, dan Ketua DPRD Gresik Ahmad Nurhamim.
Wahyu optimistis pelaksanaan pilkades bisa tertib, aman, dan kondusif. Dikatakan, satuan intelijen kepolisian sudah memetakan tingkat kerawanan dalam pelaksanaan pilkades. Ada dua kategori, yakni aman dan rawan. Nah, 193 desa atau 194 TPS masuk kategori aman. Sedangkan kondisi rawan tersebar di 73 desa dengan 80 TPS.
Desa rawan, lanjut dia, juga dibagi ke dalam tiga kategori. Antara lain, 2 desa dengan 7 TPS masuk kategori rawan ringan dan 69 desa dengan 73 TPS rawan sedang. Sedangkan kategori rawan berat tidak ada. ”Pada awal pemetaan, enam desa masuk kategori rawan berat. Tapi, setelah dilakukan pendekatan persuasif yang melibatkan forkopimka dan para calon Kades, sudah disepakati pilkades damai. Mereka sudah deklarasi pilkades aman,” ujarnya.
Mantan Kapolres Bojonegoro itu menambahkan, sistem pengamanan dan jumlah personel pun telah disesuaikan dengan tingkat kerawanan. Polres mengerahkan 1.392 personel. Plus didukung 303 anggota TNI dan 2.740 personel dari perlindungan masyarakat (linmas).
Untuk desa atau TPS aman, diterapkan komposisi pengamanan 3:2:10, yakni dijaga 3 polisi, 2 anggota TNI, dan 10 personel linmas. Untuk desa rawan ringan, komposisi pengamanan 5:2:10. Untuk desa kategori sedang, digunakan komposisi 10:2:10. ”Kami juga memiliki
power on hand (personel cadangan, Red) yang sewaktu-waktu bisa dikerahkan,” terang alumnus Akpol 1998 itu.
Personel cadangan tersebut berasal dari Satbrimob Polda Jatim maupun Tim Black Panther Polres Gresik. Kekuatan cadangan tersebut berada di bawah kendali Kapolres langsung. Mereka tidak stand by di markas polisi. Namun, mereka terus melakukan patroli untuk sambang ke desa-desa. ”Terutama ke desa-desa yang berpotensi rawan berat,” ungkapnya. Dengan sistem pengamanan
overestimate tersebut, Wahyu optimistis pilkades serentak di kota santri itu kondusif. Sebelumnya, saat memimpin apel, dia juga mewanti-wanti seluruh personel untuk bertindak sesuai standard operating procedure (SOP). Tugas pengamanan harus dilaksanakan dengan baik serta menjunjung tinggi profesionalitas dan proporsionalitas.
”Bila perlu, melakukan tindakan hukum secara tegas namun tetap humanistis dan selalu menjunjung tinggi hak asasi manusia,” ucap Wahyu.