Jawa Pos

Perempuan Arab Saudi Kini Bebas ke Luar Negeri

-

RIYADH , Jawa Pos – Belenggu tradisi yang melilit perempuanp­erempuan Saudi kini makin longgar. Kerajaan Arab Saudi baru saja menerbitka­n dekrit untuk mengubah aturan sistem perwalian. Perubahan itu membuat para perempuan di sana merasa lebih bebas.

Dekrit tersebut diumumkan melalui surat kabar resmi kerajaan, Umm al-Qura. Menurut pemerintah Saudi, perempuan kini bisa bepergian ke luar negeri tanpa pendamping­an wali. Mereka juga bisa memperoleh paspor tanpa harus mendapatka­n restu wali. ’’Paspor pasti akan kami berikan kepada siapa pun warga Saudi yang mengajukan,’’ bunyi pernyataan pemerintah Saudi.

Otoritas Saudi memperbole­hkan perempuan mendaftark­an kelahiran, pernikahan, dan perceraian. Perempuan juga punya kesempatan untuk menjadi wali terhadap anak kandung.

Keputusan itu disambut girang oleh banyak perempuan. Di media sosial, tagar ucapan terima kasih untuk Pangeran Mohammad bin Salman (MBS, putra Raja Salman) muncul di sana-sini. ’’Banyak mimpi perempuan yang hancur karena tak mampu pergi ke luar negeri. Belajar, bekerja, atau hanya ingin kabur,’’ ujar Muna AbuSulayma­n, pebisnis sekaligus aktivis hak perempuan, dalam akun Twitter pribadinya.

Reema Bandar Al Saud, duta besar perempuan pertama Arab Saudi, juga menyambut baik keputusan itu. Sepupu MBS yang sekarang berkantor di Washington, AS, tersebut mengatakan bahwa perubahan itu adalah awal dari jalan panjang kesetaraan gender. ’’Panggilan untuk menyetarak­an posisi perempuan dan pria di masyarakat terus berlanjut,’’ ungkapnya kepada Al Jazeera.

Keputusan tersebut adalah reformasi kedua rezim kerajaan yang baru. Pada Juni 2018, MBS mengeluark­an kebijakan untuk mengizinka­n perempuan menyetir. Kebijakan itu juga dibarengi dengan pemberian izin menonton bioskop dan konser.

MBS yang digadang-gadang menjadi pemimpin de facto cukup berambisi untuk mengubah citra kolot kerajaan. Namun, langkahnya tahun lalu tetap menuai kritik. Kelompok aktivis menantang MBS agar benar-benar menghapusk­an sistem perwalian.

’’Perubahan kebijakan ini adalah hasil keringat para aktivis selama bertahun-tahun,’’ ujar Direktur Riset Timur Tengah Amnesty Internatio­nal Lynn Maalouf.

Tantangan dan kritik dari publik sebenarnya tak langsung dituruti. MBS sempat menangkapi aktivis perempuan. Loujain Al Hathloul, pentolan hak asasi manusia, dikabarkan bakal melalui ulang tahun ke-30 di penjara.

Tahun ini banyak kasus perempuan Saudi yang kabur karena merasa terkekang. Salah satunya, Rahaf Al Qunun yang heboh dengan dramanya di Thailand. Ada juga dua saudari yang kabur ke Hongkong. Mungkin itulah yang membuat tekanan makin kencang. Juga, MBS yang belum bisa lepas dari kasus pembunuhan Jamal Khashoggi.

 ?? FAYEZ NURELDINE/AFP ?? BISA SENDIRI: Perempuan-perempuan Saudi di Bandara Abha. Mereka tidak lagi butuh pendamping laki-laki untuk jalan-jalan ke luar negeri.
FAYEZ NURELDINE/AFP BISA SENDIRI: Perempuan-perempuan Saudi di Bandara Abha. Mereka tidak lagi butuh pendamping laki-laki untuk jalan-jalan ke luar negeri.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia