Dilema Macan Kemayoran
88-Shahar Ginanjar (pg) ; 14-Ismed Sofyan (k), 4-Ryuji Utomo, 16-Tony Sucipto, 28-Rezaldi Hehanusa; 32-Rohit Chand, 10-Bruno Matos, 45-Sandi Sute; 25-Riko Simanjuntak, 9-Marko Simic, 81-Yogi Rahadian 96-Kartika Ajie (pg); 37Agil Munawar, 23-Hamka Hamzah (k), 44-Arthur Cunha, 87-Ahmad Alfarizi; 19-Hanif Sjahbandi, 91-Pavel Smolyachenko, 10-Makan Konate; 41-Dendi Santoso, 99-Sylvano Comvalius, 21-Ricky Kayame Milomir Seslija Utama Gelora Bung Karno 15.30 live Indosiar
JAKARTA, Jawa Pos – ’’Setelah lawan Arema FC, baru kami berpikir soal final Piala Indonesia,’’ ucap pelatih Persija Jakarta Julio Banuelos dalam konferensi pers kemarin (2/8). Kalimat tersebut mempertegas bahwa
Liga 1 tetap penting bagi Macan Kemayoran. Tetap ingin membuktikan keperkasaan sebagai juara bertahan Liga 1.
Persija memang berada dalam situasi yang tidak mudah. Dilematis. Selain butuh 3 poin agar bisa merangkak naik dari zona degradasi, yakni peringkat ke-17 klasemen sementara Liga 1, Ismed Sofyan dkk berambisi merebut gelar juara Piala Indonesia di laga leg kedua final pada 6 Agustus di markas PSM Makassar. Juara Piala Indonesia sekaligus mengamankan tiket AFC Cup musim depan.
Banuelos menyadari hal tersebut. Namun, dia lebih memilih fokus menghadapi yang ada di depan mata lebih dulu. Yakni, melawan Arema FC sore nanti di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). ’’Tidak ada istilah melepas pertandingan. Tidak, klasemen kami di bawah dan kami butuh kemenangan untuk bangkit,’’ ucapnya.
Namun, keinginan dari eks asisten Luis Milla di timnas Indonesia itu tidak akan bisa diwujudkan dengan mudah. Kondisi lawannya, Singo Edan, tengah on fire setelah pada pertandingan sebelumnya membantai Persib Bandung dengan skor 5-1 Selasa (30/7).
Untung saja, kekuatan Arema FC sedikit tereduksi dengan absennya tiga pemain andalan. Yaitu, Dedik Setiawan, Hendro Siswanto, dan Jayus Hartono. ’’Mereka ada tiga pemain absen, kami juga. Ada Maman (Abdurahman), Fitra (Ridwan), dan Steven Paulle. Jadi sama saja,’’ ucap Banuelos.
Sementara itu, pelatih Arema FC Milomir Seslija justru ragu jika Persija bakal all-out mengahadapi tim besutannya. Menurut dia, pertandingan melawan PSM Makassar di leg kedua final Piala Indonesia sangat penting bagi Macan Kemayoran. ’’Tapi, saya berharap Persija bermain serius. Tidak pecah konsentrasi. Sebab, pertandingan besok (hari ini) sangat menarik,’’ ungkapnya.
Bahkan, dia tidak menganggap Persija punya keuntungan meski bermain di kandang dan punya waktu istirahat lebih lama. Sebaliknya, kondisi itu membuat tim ibu kota kehilangan sentuhan bola dalam pertandingan. Terlebih, faktor psikologis setelah gagal melaksanakan pertandingan di Makassar pada 28 Juli lalu membuat Persija terbebani.
’’Tapi memang untuk kondisi fisik pemain seperti (Marko) Simic, Riko Simanjuntak, dan Bruno Matos sedang baik dan bisa menyulitkan kami,’’ ungkap mantan pelatih Madura United tersebut.
SURABAYA, Jawa Pos – Persela Lamongan tak bisa menyembunyikan kekecewaan saat datang ke Lampung. Saat hari pertandingan kontra tuan rumah Perseru Badak Lampung FC tinggal sehari, laga tersebut dinyatakan ditunda. Keputusan penundaan itu diambil kemarin sore (2/8) dalam emergency meeting di Stadion Sumpah Pemuda, Lampung, yang dipimpin pengawas pertandingan Lukman Widjayana.
Pertemuan darurat digelar setelah pihak Badak Lampung meminta penundaan jadwal lantaran kepolisian tidak mengeluarkan izin dua hari menjelang pertandingan yang dijadwalkan digelar 3 Agustus 2019 itu. Dalam pertemuan tersebut, status pertandingan ditunda dan dikembalikan ke operator kompetisi. ”Tentu kami kecewa dengan penundaan ini. Sebab, sampai kemarin kami tidak mendapat surat penundaan jadwal dan tim juga sudah datang ke Lampung,” cetus Manajer Persela Edy Yunan Ahmadi.
Dengan penundaan tersebut, Persela mengalami banyak kerugian. ”Kami rugi dari sisi materi, tenaga, dan psikis,” ujarnya. Soal materi, Persela sudah mengeluarkan uang tak kurang dari Rp 100 juta untuk lawatan ke Lampung kali ini.
Apalagi, kemarin pagi tim Persela juga masih diberi jadwal melakukan uji lapangan Stadion Sumpah Pemuda. Bahkan, siang hari juga masih digelar match coordination meeting.
Semua rangkaian itu menandakan bahwa laga siap digelar. Persela pun sangat siap untuk menjalani pertandingan. Tapi, ternyata tim berjulukan Laskar Joko Tingkir tersebut harus pulang tanpa bertanding. Persela pun berharap status laga yang tak terlaksana itu dinyatakan sebagai kemenangan WO untuk tim tamu. Sebab, tuan rumah gagal menggelar pertandingan. Apalagi, sesuai regulasi, perubahan jadwal seharusnya dilakukan paling lambat H-7. Nah, yang terjadi dengan laga Badak Lampung versus Persela, penundaan dilakukan H-1 pertandingan.
Harapan Persela cukup beralasan. Contohnya pun sudah ada. Persija Jakarta pernah dinyatakan kalah WO dari Persiwa Wamena karena gagal menggelar pertandingan pada ISL musim 2009–2010. Ketika itu Persiwa sudah datang ke Jakarta dan hingga H-1 ternyata Persija tidak mengantongi izin pertandingan.
Persija akhirnya dinyatakan kalah WO dari Persiwa Wamena dandiganjarhasil0-3(13/3/2010). Keputusan itu dikeluarkan Komdis PSSI dalam sidang yang digelar Rabu (17/3/2010).
”Harapan kami tentu seperti itu (menang WO, Red). Sebab, kalau sudah tahu jauh-jauh hari laga ditunda, kan kami bisa tidak berangkat. Tapi, ini saat kami sudah datang dan melakukan serangkaian persiapan menjelang pertandingan, ternyata ditunda,” omel Yunan.
Menanggapi kondisi tersebut, Public Relation Manager PT LIB Hanif Mardjuni menjelaskan, kondisi yang terjadi di Lampung memang tidak bisa dipaksakan untuk menggelar pertandingan. LIB sendiri baru mendapatkan laporan itu dari tuan rumah dua hari lalu. ”Ada keramaian yang dekat dengan stadion. Bus pemain tidak bisa masuk. Baru bisa masuk lewat akses penonton dan itu dianggap membahayakan oleh pihak keamanan,” paparnya. ”Pertandingan akan digelar di tempat netral dan seluruh biaya ditanggung Perseru Badak Lampung FC,” sambungnya.