Jawa Pos

Rumah Mepet Makam, Biasa Diimpeni

-

SURABAYA, Jawa Pos – Warga Kelurahan Peneleh akrab dengan kematian. Sebab, kelurahan padat penduduk tersebut berdamping­an dengan makam yang berada di tengah-tengah perkampung­an. Warga yang rumahnya berdempeta­n dengan makam mengaku tidak takut. Diimpeni sudah biasa.

Hampir di setiap gang di Peneleh ada makam. Terutama di Gang Peneleh, Lawang Seketeng, Grogol, Pandean, dan Plampitan. Makam-makam tersebut memiliki sejarah panjang. Yakni, ada yang sesepuh kampung dan penyebar agama. Tetapi, ada juga yang asal-usulnya belum jelas.

Misalnya, di Grogol Kauman Gang 2, terdapat tiga makam yang dipagari besi. Makam berada tepat di tengah jalan. Kondisi itu membuat akses gang 2 harus dibelokkan mengikuti pagar makam.

”Saya sudah tinggal 50 tahun di sini. Kali pertama tinggal di sini, sudah ada makam itu,” ucap Aisyiah yang rumahnya tepat di depan makam. Perempuan 67 tahun itu tidak tahu makam tersebut milik siapa.

Yang dia tahu, makam itu dikeramatk­an semua warga sekitar. Itu terbukti dari perayaan haul yang dilaksanak­an setiap tanggal 14 bulan Besar dalam penanggala­n Jawa. Warga biasanya mengadakan kenduri selepas magrib atau isya.

Makam lain yang berada di tengah permukiman warga adalah pesarean Mbah Pitono. Lokasinya terletak di Lawang Seketeng Gang 3. Diimpit permukiman warga. Tanpa jarak. Tembok pembatas makam menjadi satu dengan tembok rumah Cahyani. ”Itu makam sesepuh. Beliau pejuang kemerdekaa­n,” kata Cahyani. Perempuan 47 tahun tersebut tidak paham asal-usul Mbah Pitono secara detail.

”Saya juga sering diimpeni. Beliau (Mbah Pitono, Red) biasanya ada di dalam rumah,” tuturnya. Beliau berserban putih. Bajunya serbaputih. Kadang juga ada sosok perempuan. Pakai mukena. Entah benar atau tidak, Cahyani yakin sosok yang dirinya temui pada malam hari itu adalah Mbah Pitono dan keluargany­a.

Sejarawan Universita­s Airlangga Adrian Perkasa mengatakan, makam yang tersebar di Kelurahan Peneleh tersebut merupakan makam tua. Sejak permukiman itu ada. Diprediksi sekitar 200 tahun lalu. ”Tapi, warga percaya makam di lokasi itu sezaman dengan Sunan Ampel,” tuturnya. Dari catatannya, ada sekitar 50 makam di Kelurahan Peneleh.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia