Ganti Kaus Baru, Malah Hilang Tiga Hari
Tugasnya memang menghindarkan masyarakat dari kabar hoaks. Namun, sekarang peran Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kian kompleks. Salah satunya, membantu mencari keluarga pengidap demensia yang hilang.
GALIH ADI PRASETYO, Jawa Pos
MASIH jelas tergambar di ingatan Bobbin Nila Prasanta Yudha, pegiat KIM Surabaya, saat membantu pria sepuh bernama Trisno yang telah hilang tiga hari. Tersesat dan tak
tahu arah jalan pulang. Pikiran pria tua itu hanya menunjukkan suatu kawasan tempat tinggalnya, Kodam V/Brawijaya
J
Boni –sapaan Bobbin– mengatakan bahwa ingatan Trisno yang lemah jadi pemicunya. Pria 70 tahun itu mengidap demensia. Tidak bisa mengingat memori jangka panjang. ”Kami temukan dia berkat informasi dari sesama jaringan sosial di Krian,” paparnya.
Saat itu ada warga Krian yang berinisiatif mengantarnya ke Kodam V/Brawijaya. Namun, tak kunjung ketemu di mana rumahnya. Trisno selalu ngelantur ketika ditanyai alamatnya. ”Dari situ kami gerak cepat dan ambil alih. Langsung bantu mencari,” ujarnya.
Cukup panjang waktu yang diperlukan saat mencari rumah Trisno. Hingga berkali-kali tanya, belum ada petunjuk juga. Lalu, suatu ketika ada orang yang pernah melihat lelaki tua itu. ”Ada orang yang pernah lihat. Katanya, rumahnya di sekitar Karah,” ucapnya.
Tanpa pikir panjang, mereka langsung ke sana. Sambil berbagi informasi ke sesama anggota KIM. Sekitar pukul 23.30, barulah rumah keluarga Trisno ditemukan.
Keluarga Trisno tampak lega betul. Sebab, dia sudah tiga hari tanpa kabar. Keluarganya sudah berupaya mencari. Sayang, tidak ada kabar yang menggembirakan.
Setelah ditelusuri, ternyata benar, Trisno menderita kepikunan. Memang dia selalu senang pergi jalanjalan. Tidak bisa dilarang, bisa jadi marah saat keinginannya dicegah.
Menghadapi hal itu, keluarganya punyainisiatif.Membuatkauskhusus bagiTrisno.Terteraalamatdannomor telepon.Jaga-jagasiapatahubapaknya kesasar. Dengan begitu, yang menemukan bisa membantu dan menghubungi keluarga Trisno.
Sayang, saat dia dolan ke daerah Krian, ada seseorang yang berbelas kasih. Pikirnya juga membantu. Siapa yang tidak iba melihat lelaki kurus dengan baju lusuh.
Kaus milik pensiunan guru itu diganti dengan yang baru. Rupanya masalah jadi rumit. ”Jelas nyasar dan tidak ketemu, lha informasi satu-satunya sudah tidak ada lagi,” ujar Boni.
Boni mengatakan, tidak jarang warga wadul ke dirinya soal berbagai masalah. Mulai kasus putus sekolah, kesulitan untuk ambil ijazah, hingga bayar SPP.
Kini pihaknya juga rajin sosialisasi. Ke warga di wilayah masing-masing. Utamanya yang sudah sepuh. Sekarang KIM terus berkembang. Dengan jumlah anggota mencapai lebih adri 2.000 orang. Tersebar di 154 kelurahan di Surabaya. ”Kami juga terbagi dalan lima kawasan. Untuk mempermudah penyebaran informasi dan penanganannya,” jelas Boni.