Gedung Sidoarjo Community Center Berlanjut
Tata Parkir dan Perbaikan Jalan
SIDOARJO, Jawa Pos – Pembangunan Gedung Sidoarjo Community Center (GSCC) terus berlanjut. Tahun ini, pemkab mengalokasikan anggaran Rp 20 miliar untuk menyediakan lahan parkir dan perbaikan jalan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Sidoarjo Achmad Zaini menjelaskan, pembangunan GSCC dilakukan secara bertahap. Ada sejumlah alasan. Pertama, anggaran. Ada sebelas fasilitas yang perlu ditambahkan. ’’Dibagi dua tahun. Tahun ini dan berlanjut 2020,’’ terangnya.
Ada lima pekerjaan tahun ini. Yakni, pembangunan parkir, pembangunan ramp atau jalur bagi difabel, serta pengerjaan jalan dan drainase. Dua lainnya berupa perencanaan, yaitu landscape
dan site clearing.
Sementara itu, pada 2020, tersisa enam pekerjaan. Di antaranya, pembangunan jalur pedestrian, akses masuk, halte, kolam, dan taman. ’’Total kebutuhan anggaran Rp 70 miliar,’’ jelasnya.
Pertimbangan kedua berkaitan dengan waktu pembangunan. Pengerjaan sebelas proyek itu memakan waktu. ’’Tidak bisa satu tahun karena butuh perencanaan,’’ papar Zaini.
Kabid Tata Bangunan Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (Perkim CKTR) Yanuar menjelaskan, lelang pekerjaan sudah berjalan. Pembangunan diperkirakan berlangsung pada pertengahan tahun.
GSCC dibangun sejak 2014. Bangunan yang berlokasi di Jalan Veteran itu multifungsi. Selain sebagai tempat pertemuan, bangunan tersebut menjadi pusat pertunjukan musik dan aktivitas seluruh komunitas.
Gambaran awal, pemkab bakal membangun sejumlah fasilitas. Selain gedung utama, GSCC akan dilengkapi dengan area olahraga ekstrem.
Menurut Wakil Ketua DPRD Taufik Hidayat Tri Yudono, pembangunan GSCC harus dipercepat. Sebab, tempat itu sangat dibutuhkan. Salah satu landmark Sidoarjo. ’’Tahun ini harus selesai,’’ ujarnya. Sebetulnya, pemkab mampu menuntaskan GSCC tahun ini. ’’Anggaran ada, tinggal kebut pengerjaan,’’ imbuhnya.
SIDOARJO, Jawa Pos – Kawasan Industri Jabon (KIJ) perlu pemikat. Investor membutuhkan sarana penunjang yang lengkap seperti air, listrik, gas, serta infrastruktur lain. Tanpa itu, kawasan industri sulit terbentuk.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sidoarjo Sukiyanto menjelaskan, pemkab berupaya menarik investor agar menanamkan modal ke KIJ. Saat ini satu perusahaan sudah masuk. Yaitu, PT Kawasan Industri Sidoarjo (KIS).
Dari luas total KIJ 1.000 hektare, PT KIS mendapatkan izin mengelola 294 hektare lahan. Tanah tersebut bakal dijadikan areal industri. Misalnya, pabrik dan pergudangan. ’’Saat ini masih pengurukan,’’ jelasnya.
Perkembangan KIJ dirancang pada 2013. Namun, baru satu PT yang mengajukan pengelolaan lahan itu. Minimnya fasilitas menjadi kendala utama.
Menurut Sukiyanto, tambahan fasilitas memang sangat diperlukan investor. Fasilitas tersebut merupakan daya pikat utama. Kebutuhan air dicukupi PDAM. Tahun ini perusahaan penyedia air bersih itu mendapatkan sambungan air dari Umbulan. Dioperasikan mulai akhir 2019.
Untuk sambungan listrik, pemkab berencana membangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Sistem pengolahan sampah tersebut mampu menghasilkan listrik. Sementara itu, kebutuhan gas bakal disuplai dari PGN dan PT Minarak Brantas Gas. Pembangunan infrastruktur jalan dikerjakan pemkab. ’’Sudah dirancang pemkab,’’ ujarnya.
Menurut dia, KIJ sejatinya mulai dilirik investor. Ada satu perusahaan lagi dari Tiongkok yang berminat menanamkan modal. ’’Industri galvalum. Saat ini melengkapi persyaratan,’’ ucapnya. KIJ itu memang dikhususkan bagi investor luar negeri. ’’Sehingga butuh waktu menarik investor,’’ paparnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ari Suryono menyatakan, pemkab juga memberikan beberapa kemudahan bagi investor agar mau menanamkan modal ke Jabon. Salah satunya mempercepat perizinan. ’’Dengan OSS pengajuan semakin cepat,’’ tuturnya.