Syaifuddin Zuhri Masuk Bursa Persaingan
SURABAYA, Jawa Pos – Peluang menjadi ketua dewan tak hanya mengerucut ke tiga nama saja. Yakni, Adi Sutarwijono, Baktiono, dan Dyah Katarina. DPD PDIP Jatim, kabarnya, juga menambahkan nama Syaifuddin Zuhri untuk penentuan di DPP PDIP.
”Ceritanya panjang,” kata Ipuk –sapaan Akrab Syaifuddin– kemarin (16/8). Awalnya, nama Ipuk diusulkan oleh DPC pengurus lama. Saat itu ketua DPC masih dijabat Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana. Namun, arah angin berubah. Whisnu yang diusulkan oleh seluruh pengurus partai di tingkat kecamatan tak direstui DPP.
Kepengurusan DPC baru dibentuk. Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya Adi Sutarwijono ditunjuk untuk menggantikan Whisnu. Di kepengurusan yang baru, nama Ipuk tak masuk daftar yang diusulkan. Justru tiga nama baru itulah yang dikirim ke DPD PDIP.
Namun, arah angin di internal PDIP berubah lagi. Wali Kota Tri Rismaharini ditetapkan sebagai ketua DPP PDIP bidang kebudayaan
J
Mencuatnya nama Risma sebagai elite partai dianggap memengaruhi pemilihan ketua DPRD Surabaya. Nah, Ipuk dianggap bisa menjadi penengah di antara faksi-faksi tersebut. ”Nama saya ditambahkan oleh DPD untuk memfasilitasi usulan awal,” jelasnya.
Ipuk menyerahkan semua keputusan kepada DPP. Dia tak sepakat soal adanya faksi-faksi di PDIP. Dia berharap semua kader bisa bersatu untuk memenangkan PDIP di setiap pemilu. ”Tentu tidak ada yang berharap ada faksifaksi itu. Yang ada cuma faksinya Bu Mega,” lanjut dia.
Selama ini Ipuk sudah memegang posisi penting di DPC maupun DPRD Surabaya. Lima tahun belakangan dia menjabat sekretaris DPC. Di DPRD, dia adalah ketua komisi C yang membidangi pembangunan.
Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari tak menampik pengusulan nama Syaifuddin itu. Dia menyebutkan, Ipuk adalah representasi pengurus sebelumnya. ”Iya, diusulkan. DPD mengusulkan nama juga. Nama-nama KSB (ketua, sekretaris, bendahara) yang lama diikutkan,” tutur Untari.
Lebih lanjut Untari menyebutkan, usulan dari cabang dan daerah akan dikirim ke pusat. Selanjutnya, akan ada seleksi administasi terlebih dahulu. Baru kemudian fit and proper test di Jakarta. Keputusan akhir berada di tangan DPP. ”Keputusan DPP mutlak,” tegas dia.
Sebelumnya,Untarimenyebutkan sejumlah kriteria. Selain KSB, ada unsurmilitansikaderdanperolehan suara terbanyak. Yang juga menjadi bahan pembicaraan adalah nama Dyah Katarina, istri Bambang D.H.
Dyah menceritakan, dirinya diajukan dalam rapat di sebuah rumah makan setelah penentuan struktur DPC yang baru. Rapat berlangsung santai tapi serius. Lantaran Taroe Sasmito, bendahara DPC, tidak menjadi anggota DPRD Surabaya, tersisa satu nama yang bisa diusulkan oleh DPC. Awalnya, mencuat pula caleg yang punya jumlah suara terbanyak di luar dua nama yang sudah diusulkan. Tapi, ada usulan lain yang akhirnya mengusung sosok perempuan. ” Kenapa tidak? Ini kan bukti PDI Perjuangan menjunjung kesetaraan gender dalam politik,” kata Dyah.