Membawa Konsep MAJU
Selangkah lagi, Fandi Akhmad Yani bakal menempati kursi ketua DPRD Gresik periode 2019–2024. DPP PKB resmi memilih alumnus Universitas Airlangga (Unair) tersebut. Bagaimana responsnya? Berikut wawancara dengan Yani yang masih berada di Kota Suci Makkah.
GRESIK, Jawa Pos – Wajahwajah baru, ada harapan baru. Begitu pula asa warga Gresik terhadap para anggota DPRD periode 2019–2024 yang akan dilantik pada Jumat (23/8). Tentu masih banyak pekerjaan rumah (PR) untuk mereka.
Nah, dari sekian banyak PR yang belum tuntas, salah satunya adalah masalah banjir Kali Lamong. Itu menjadi momok tahunan bagi warga. Terutama warga di wilayah Gresik Selatan. Bahkan, tahun ini Kali Lamong ’’mengamuk’’ beberapa kali. Ada korban jiwa. Ribuan rumah warga tergenang. Ribuan hektare sawah atau tambak tenggelam.
Karena itu, warga pun berharap wakil rakyat periode lima tahun mendatang bisa menuntaskan momok Kali Lamong tersebut. Bahkan, demi menggugah semangat para anggota legislator, beberapa elemen menginisiasi gagasan menarik. Yakni, menantang caleg terpilih untuk menjalani prosesi pelantikan di bantaran Kali Lamong.
Menurut M. Zubaidi, aktivis Earth & Human (EH) Gresik, pihaknya sangat mengapresiasi jika pelantikan anggota DPRD benar-benar dilaksanakan di sempadan Kali Lamong. Tidak lagi terjebak protokoler di gedung dewan. ’’Sekaligus sebagai komitmen bersama dalam memperjuangkan Kali Lamong,’’ ungkapnya.
Aktivis Forum Kota (Forkot) Kharis S. Faqih juga sependapat. Dia menyebutkan, sudah waktunya para wakil rakyat lebih serius memikirkan Kali Lamong. Saat musim kemarau, sungai mengering. Saat musim hujan, sungai banjir. ’’Karena itu, harus ada atensi khusus. Sebab, masalah ini sudah lama. Dewan ganti periode berkali-kali. Sama saja, Kali Lamong tidak berubah,’’ ucapnya.
Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) se-Kabupaten Gresik Nurul Yatim menyatakan, penanganan Kali Lamong memang semestinya menjadi salah satu persoalan prioritas bagi wakil rakyat. ’’Seluruh Kades se-Kabupaten Gresik sudah sepakat. Penanganan Kali Lamong Jawa Pos
ANDA resmi dipilih DPP PKB sebagai ketua DPRD Gresik periode lima tahun mendatang. Bagaimana tanggapan Anda?
Tentunya, ini sebuah amanah yang harus saya jalankan. Karena itu, mohon doa restunya. Semoga saya bersama seluruh anggota DPRD periode mendatang bisa istiqamah memberikan manfaat untuk masyarakat.
Usia Anda masih relatif muda di DPRD Gresik, apakah Anda tidak merasa terbebani?
Bicara kepemimpinan, tidak hanya berpatokan pada umur. Bagi saya, yang terpenting adalah itu merupakan harga mati,’’ kata Kades Baron, Kecamatan Dukun, tersebut.
Dia menyebut para Kades dan warga di wilayah Gresik Selatan selalu waswas ketika musim hujan. Takut banjir yang selalu datang tiba-tiba. Banjir Kali Lamong juga membawa dampak berantai. Salah satunya ke sektor pertanian.
’’Warga kan tidak tahu apakah itu kewenangan pusat atau provinsi dan sejenisnya. Yang TENTANG bagaimana kita bisa bersinergi dengan seluruh anggota dewan maupun semua elemen. Saya pun pasti akan banyak belajar. Tak hanya kepada para senior terpenting tidak banjir lagi. Kalau musim kemarau seperti ini, bisa menampung air. Itu yang diimpikan bertahun-tahun. Semoga ke depan bisa terwujud,’’ harapnya.
Dia menambahkan, hingga kini solusi konkret nyaris belum ada. Baik dari pemerintah daerah maupun pusat. ’’Sudah banyak forum yang kami ikuti. Salah satu penyebab macetnya penanganan Kali Lamong terjadi karena persoalan kebijakan di tingkat dan seluruh anggota dewan, tentunya saya juga akan menimba ilmu dari seluruh stakeholder.
Apa yang ingin Anda lakukan dalam memimpin lembaga legislatif untuk Gresik ke depan?
Sebagai wakil rakyat, tentu saya dan seluruh rekan di DPRD memiliki visi-misi untuk membawa kabupaten ini semakin maju lagi. Semakin baik lagi. Nah, kami sudah memiliki sejumlah gagasan untuk mewujudkan misi itu. Salah satu yang insya Allah kami bawa adalah membangun Gresik dengan konsep MAJU. Singkatan dari makmur, aman, jaya, unggul.
Bisa dijelaskan lebih detail tentang konsep MAJU itu?
Makmur maksudnya upaya untuk menjadikan Gresik makin maju di sektor ekonomi mengingat potensi kabupaten ini luar biasa. Jika itu berhasil, kejayaan dan keunggulan bisa dicapai. Sedangkan aman memiliki arti luas. Tak hanya memberikan keamanan bagi seluruh masyarakat, kami juga ingin kabupaten ini aman dari benih-benih radikalisme. Karena itu, bersama daerah,’’ katanya.
Karena itu, lanjut dia, pihaknya juga memberikan acungan jempol jika wacana pelantikan para wakil rakyat tersebut dilaksanakan di bantaran Kali Lamong. ’’Jika itu memang diperlukan agar dewan tahu kondisi riil, kenapa tidak? Yang terpenting, kami ingin keseriusan dan komitmen dari pemangku kebijakan,’’ tegas Kades yang juga menjabat Kader Ansor itu. pemkab, kami akan terus kembangkan pembangunan bernapas Islam Nusantara yang rahmatan lil alamin. Yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di balik keberagaman.
Kemudian, untuk implementasi jaya dan unggul itu apa?
Begini. Sekarang sudah era revolusi industri 4.0. Nah, kami juga ingin pembangunan Gresik ke depan sudah berbasis pada teknologi. Sudah waktunya para aparatur bisa mengikuti. Muaranya, pelayanan publik makin baik, transparan, serta lebih efektif dan efisien. Generasi milenial juga harus memiliki peran lebih besar untuk saling bersinergi demi keunggulan kabupaten ini.
Menurut Anda, sektor-sektor prioritas apa untuk Gresik lima tahun ke depan?
Semua sektor pembangunan dan layanan publik harus digarap. Namun, tentu ada beberapa yang perlu jadi prioritas. Menurut kami, ada tiga yang perlu mendapat perhatian lebih. Yakni, sektor pendidikan, ekonomi, serta kesehatan. Juga, peningkatan SDM.