Inklusi dan Reguler Lomba Bareng
SURABAYA, Jawa Pos – Waktu menunjukkan pukul 10.21. Matahari mulai menyengat. Di depan taman hidroponik SMPN 5, Jalan Rajawali, delapan anak berdiri rapi. Empat siswa reguler memakai busana tradisional. Empat lainnya, yakni peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK), memakai pakaian olahraga. Di hadapan mereka, tali sepanjang 10 meter melintang dengan delapan kerupuk yang tergantung.
Dalam peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun ini, sekolah sengaja menggabungkan siswa inklusi dan reguler untuk berlomba secara sehat. ’’Selama ini memang kami pisah. Tapi, hari ini (Red, kemarin) coba kami gabung. Ingin melihat sejauh mana potensi mereka,’’ tutur guru pendamping PDBK SMPN 5 Agus Priyono.
Dia menjelaskan, anak-anak begitu antusias mengikuti lomba tersebut. Tidak hanya soal hadiah, tetapi juga keterlibatan. ’’Siswa inklusi sudah merasa senang ketika mereka diikutsertakan. Soal hadiah, itu soal lain,’’ ucap pria berkacamata tersebut. Dalam praktiknya, beberapa siswa inklusi justru lebih unggul daripada siswa reguler. ’’Ini suatu pencapaian yang penting. Artinya, mereka sama berpotensinya dengan anak kebanyakan,’’ ungkapnya.
’’Saya senang sekali. Sebab, bisa mengikuti lomba bersama temanteman,” kata M. Nawal. Siswa kelas IX tersebut bahkan tak memperhatikan keringat yang mengucur dari tubuhnya saat lomba berlangsung. ’’Saya asyik saja. Fokus ke lomba,” ujarnya.
Sesekali, siswa dengan tunagrahita ringan itu memperhatikan kiri dan kanannya. Teman-temannya yang mengerumuni tempat tersebut terdengar meneriakinya. ’’Ayo..ayo..Nawal. Kamu bisa,’’ katanya menirukan teriakan teman-temannya tersebut. Dia pun berhasil menyelesaikan lomba. ’’Saya mendapat juara kedua,’’ ungkapnya, lantas tertawa.