Minta Radio Pagupon Diperhatikan
SURABAYA, Jawa Pos – Dengan mengenakan seragam tentara keamanan rakyat (TKR), puluhan anggota komunitas Roodebrug Soerabaia berada di Jalan Kombes Pol M. Duryat Kamis malam (15/8). Sambil membawa replika senjata, mereka duduk di sekitar radio pagupon, salah satu bangunan peninggalan kolonial. ”Merdeka,” teriak Bung Tomo dalam suara rekaman yang diputar anggota komunitas. Ajakan tersebut langsung disambut puluhan anggota yang duduk melingkar di sekitar radio pagupon. ”Merdeka.”
Aksi teatrikal tersebut bentuk keprihatinan atas terbengkalainya bangunan peninggalan yang didirikan pada 1942 tersebut. Sebab, lokasinya berada di tikungan Jalan Kombes Pol M. Duryat. ”Kondisi ini sangat membahayakan. Baik bagi bangunan bersejarah maupun pengendara yang melintas,” terang Pendiri Roodebrug Soerabaia Ady Setyawan.
Untuk itu, mereka meminta pemkot bertindak. Melakukan pergeseran lokasi radio pagupon ataupun mengubah posisi tikungan jalan. Dengan begitu, posisi bangunan radio pagupon tidak lagi berada di jalan. Risiko pengendara menabrak bangunan setinggi 2,5 meter tersebut pun bisa dihindari.
Perhatian pemkot pada radio pagupon sangat diperlukan. Sebab, bangunan tersebut memiliki nilai tinggi dalam perjuangan merebut kemerdekaan. ”Strategi, taktik, dan langkah yang diambil pejuang dulu disampaikan lewat radio ini,” jelasnya.
Penggagas Suroboyo Mbois Kuncarsono Prasetyo mengatakan, posisi radio pagupon saat ini menjadi bukti pemkot tidak serius merawat peninggalan sejarah. Itu terlihat dari konstruksi pembangunan jalan yang tidak memperhatikan situs bangunan bersejarah. ”Coba dilihat. Masa hanya diikat dengan menggunakan tali begitu,” ucapnya.