Karena Terlalu Bernafsu Ingin Mencetak Gol
BINH DUONG, Jawa Pos – Timnas Indonesia U-18 gagal melaju ke final Piala AFF U-18 2019. Di laga semifinal kemarin, Brylian Aldama dkk menyerah dengan skor ketat3-4kepadaMalaysia.Padahal, Garuda Nusantara mendominasi jalannya pertandingan.
Malaysia U-18 berhasil unggul lebih dulu melalui Mohd Aiman Alif pada menit ke-19. Tapi, gol itu dibalasBeckhamPutrapadamenit ke-45. M. Mukhairi Ajmal Mahadi dkk unggul lagi lewat Luqman Hakim pada menit ke-55.
Nah, timnas U-18 yang bertekad mempersembahkan kado indah pada Hari Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia tersulut karena tertinggal dua kali. Pelatih timnas U-18 Fakhri Husaini dari pinggir lapangan meminta anak asuhnya bangkit. Tidak menyerah. Hasilnya, dua gol berhasil dilesakkan dalam kurun waktu dua menit saja. Yakni, melalui Fajar Fathur Rachman pada menit ke-80 dan M. Salman Alfarid di menit ke-82.
Bayangan final sudah ada di depan mata. Tetapi, asa itu bertahan dua menit saja. Harapan buyar ketika Dewangga Santosa melanggar pemain Malaysia U-18 Mat Zahid di kotak penalti. Malaysia mendapatkan hadiah penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Harith Haiqal pada menit ke-84.
Pertandingan harus dilanjutkan dengan perpanjangan waktu. Timnas Indonesia U-18 yang terlihat bakal menang karena lebih unggul ketika menyerang justru mendapat mimpi buruk. Malaysia U-18 yang lebih sering bertahan mampu mencetak gol di menit ke99, lagi-lagi melalui Harith.
Fakhri mengatakan, kekalahan itu terjadi karena para pemainnya kurang sabar. Banyak peluang yang tercipta, tapi tidak bisa dimanfaatkan dengan baik karena anak asuhnya bernafsu ingin cetak gol. ”Kami kehilangan momentum,” tuturnya.
Gol terakhir dari Malaysia U-18 juga terjadi karena timnya hanya bermain dengan 10 orang di atas lapangan. Sebab, Dewangga yang mengalami cedera harus dirawat sementara di pinggir lapangan. ”Itu sangat memengaruhi permainan kami,” ucapnya.
Di luar itu, Fakhri tetap angkat topi atas perjuangan yang sudah ditunjukkan oleh anak asuhnya. Dia bahkan tidak segan memuji setinggi langit timnas U-18 yang sudah berjuang habis-habisan ketika penyisihan grup maupun semifinal kemarin. ”Saya rasa, itu bukan akhir. Jadi, tidak ada yang perlu disesalkan,” katanya.
Dari permainan timnas melawan Malaysia U-18 kemarin, mantan pemain PKT Bontang itu mengakui bahwa anak asuhnya berkembang begitu pesat. Tidak panik ketika tertinggal oleh lawan dan tetap tenang menghadapi lawan. ”Mereka sudah memberikan segalanya demi bangsa dan negara,” ujarnya.
Pemain timnas U-18 Brylian Aldama meminta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekalahan oleh Malaysia itu. ”Kami sudah berjuang maksimal. Semua sudah kami berikan di atas lapangan. Maaf, belum bisa memberikan kemenangan untuk Indonesia,” katanya.