Minta Kuota Haji 250 Ribu
Dubes RI Lobi Saudi agar Masa Tunggu Berkurang
MAKKAH, Jawa Pos – Puncak musim haji sudah berlalu. Jamaah gelombang kesatu mulai dipulangkan ke tanah air. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyebutkan bahwa penyelenggaraan haji tahun ini sudah baik.
Kesimpulan itu merupakan hasil rapat evaluasi awal Kementerian Agama (Kemenag) bersama seluruh delegasi amirulhaj kemarin (18/8)
Rapat dipimpin langsung oleh Menag. Dubes RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel turut hadir dalam rapat yang digelar di kantor teknis urusan haji Indonesia di Jeddah tersebut.
Seusai rapat, Lukman mengatakan bahwa forum itu merupakan refleksi sekaligus evaluasi terhadap progres penyelenggaraan haji 2019. ”Meskipun penyelenggaraan haji tahun ini belum selesai,” katanya.
Musim haji memang belum benar-benar berakhir. Sebagian jamaah gelombang pertama masih ada di Makkah. Sementara jamaah gelombang kedua menuju Madinah untuk beribadah di Masjid Nabawi. Meskipun begitu, panitia sudah bisa melakukan evaluasi awal karena telah melewati puncak ibadah haji, yakni rangkaian ibadah selama masa Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Pada intinya, Lukman menjelaskan, aspek teknis penyelenggaraan haji sudah mendapatkan kesan baik dari para jamaah. Mulai layanan transportasi, akomodasi hotel untuk menginap, hingga urusan katering. Selama penyelenggaraan haji 2019 ini, tidak ada kejadian menonjol yang merugikan jamaah.
Kejadian yang sempat ramai adalah hujan lebat saat jamaah berada di Mina. Akibat hujan tersebut, sempat terjadi banjir di sejumlah titik. Dampaknya, aliran listrik di beberapa tenda jamaah haji dimatikan. Ada beberapa tenda yang pemadamannya lebih lama, sampai sekitar pukul 23.00 waktu setempat.
Lukman menyebutkan, hujan lebat itu tentu tidak bisa diprediksi sebelumnya. Terkait dengan pemadaman lampu, dia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan otoritas setempat. Pemadaman dilakukan demi keamanan dan keselamatan jamaah haji sendiri.
Alumnus Pondok Pesantren Gontor Ponorogo itu mengatakan bahwa pelayanan haji selama di Mina memang sensitif. Tahun lalu ada badai yang lumayan kencang di Arafah. Dia mengakui, space untuk jamaah haji di Mina sangat terbatas. Jika dikalkulasi total, setiap jamaah hanya mendapatkan ruang 0,8 meter persegi. Karena itu, dia selalu mendorong pemerintah Saudi supaya mempertimbangkan tenda bertingkat.
Pekerjaan berikutnya adalah bagaimana meningkatkan aspek ibadah para jamaah haji. Sebab, bagaimanapun, faktor utama dalam perjalanan haji adalah urusan ibadahnya. ”Karena itu, saya menyatakan bahwa tahun depan harus kita jadikan tahun peningkatan kualitas ibadah haji,” tegas politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Masukan untuk Kemenag terkait peningkatan kualitas ibadah jamaah antara lain adalah merevisi buku-buku manasik haji. Lukman menjelaskan, buku manasik haji seharusnya tidak hanya berisi tata cara berhaji. Tetapi juga ditambah dengan kontenkonten yang lebih substantif.
Misalnya penambahan konten tentang penjelasan wukuf di Arafah. Kemudian konten tentang pemaknaan tawaf, sai, serta rangkaian ibadah haji lainnya. Antara lain mabit di Muzdalifah dan Mina serta melontar jumrah di Jamarat. Dengan memperkaya konten buku manasik, diharapkan kemabruran haji tidak semata diukur dari kesalehan personal. Tetapi lebih dari itu, bisa direfleksikan pada kepedulian sosial jamaah haji Indonesia.
Peningkatan kualitas ibadah juga terkait dengan petugas bimbingan ibadah (bimbad) haji. ”Kita akan lebih selektif (merekrut personel bimbad, Red) dan akan lebih dari sisi jumlah,” ucapnya.
Dengan begitu, jumlah personel bimbad ke depan bisa lebih proporsional jika dibandingkan dengan jumlah jamaah. Selain bimbad, layanan ibadah juga digawangi personel konsultan ibadah.
Apakah target penyelenggaraan haji 2019 tercapai? Lukman menegaskan bahwa penyelenggaraan haji belum selesai. Pada waktunya akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh. ”Tapi, setidaknya sekarang ini kami merasa apa yang menjadi harapan kita sebagian besar sudah terpenuhi,” jelasnya.
Lukman kembali menyebutkan bahwa pemilihan hotel-hotel di Makkah maupun Madinah sudah berjalan baik. Begitu juga distribusi makanan serta layanan bus salawat. ”Saya katakan relatif karena kami tidak menutup mata ada masalah-masalah yang sifatnya kasuistik,” ujarnya.
Contohnya tenda yang bocor karena hujan deras saat jamaah berada di Arafah dan Mina. Ada juga laporan tenda yang tergenang ketika hujan turun. Kasus berikutnya adalah distribusi makanan yang sempat terhambat akibat pemadaman listrik di Mina. Menurut Lukman, kejadian kasuistik tersebut tetap menjadi catatan untuk bahan evaluasi.
Lukman juga menyinggung efek penambahan kuota 10 ribu yang mepet dengan penyelenggaraan haji. Dia menjelaskan, tambahan kuota haji itu merupakan impian mayoritas jamaah haji Indonesia karena bisa mengurangi panjangnya antrean haji.
Namun, menurut Lukman, dari sisi teknis penyelenggaraan haji, tambahan kuota sebaiknya diputuskan sejak awal. Sebab, penambahan kuota terkait dengan penyiapan layanan. Mulai mencari hotel, layanan katering, armada bus, hingga slot penerbangan. Meskipun tambahan kuota 10 ribu itu mepet dengan jadwal haji, dia bersyukur tetap bisa dieksekusi dengan baik. ”Ke depan semoga kepastian kuota lebih awal kami terima. Sehingga persiapan lebih baik,” harapnya.
Dubes Agus Maftuh mengapresiasi kinerja seluruh personel PPIH Arab Saudi 2019. Menurut dia, penyelenggaraan haji tahun ini berjalan dengan baik. Dia juga menyinggung penambahan kuota. Agus terus berupaya meminta tambahan kuota lagi. Targetnya, kuota haji Indonesia bisa genap menjadi 250 ribu jamaah.
Sebelumnya, terang Agus, kuota haji Indonesia ditetapkan 221 ribu jamaah. Kemudian ditambah sebanyak 10 ribu sehingga menjadi 231 ribu jamaah. ”Kami akan meminta tambahan lagi. Masih ada 19 ribu kuota untuk diupayakan melalui diplomasi,” ucapnya.
Agus juga mengungkapkan bahwa persoalan layanan haji yang krusial ada di Mina. Dia mengakui bahwa kapasitas tenda di Mina terbatas. Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, ungkap dia, berupaya meningkatkan ruang jamaah sehingga bisa mencapai 2 meter persegi untuk setiap orang. Caranya dengan membangun tenda bertingkat.
Menurut Agus, tahun ini sejatinya mulai diuji coba penerapan tenda bertingkat di Mina. Namun, uji coba baru diterapkan untuk jamaah haji dari negara-negara tetangga Arab Saudi. Sebagai percontohan. Namun, otoritas Saudi akan melakukan evaluasi.
Agus berharap tenda bertingkat bisa diterapkan secara luas mulai tahun depan. Dengan begitu, jamaah haji Indonesia bisa ikut merasakan fasilitas tersebut. Jamaah pun tidak perlu lagi berdesak-desakan di dalam tenda di Mina.