Calon Ketua DPD Mulai Bermanuver
Lobi-Lobi dan Pamer Rekam Jejak
– Persaingan merebut kursi ketua DPD terasa lebih sengit daripada bursa pimpinan DPR dan MPR. Saat ini sejumlah nama yang masuk nominasi ketua DPD periode 2019–2024 mulai melancarkan manuver. Pendekatan ke anggota DPD terpilih pun mulai intens dilakukan.
Mahyudin misalnya. Pria yang saat ini menjabat wakil ketua MPR itu terang-terangan melakukan lobi-lobi. Di antara total 136 anggota DPD terpilih, mayoritas sudah diajak berkomunikasi. ”Pokoknya, sebagian besar sudah saya dekati. Baik anggota lama maupun yang baru,” ungkapnya di Jakarta kemarin (18/8).
Pendekatan tersebut, beber Mahyudin, dilakukan ke semua representasi wilayah. Baik anggota yang merepresentasikan Indonesia Timur maupun Indonesia Barat. Hasilnya? Mahyudin mengklaim mendapat respons positif dari para anggota yang didekati. Dalam komunikasinya, dia terangterangan meminta dukungan agar dipilih menjadi ketua DPD lima tahun mendatang.
Untuk meyakinkan anggota, Mahyudin mengaku menawarkan rekam jejak dan pengalaman. Mulai pengalaman di eksekutif hingga legislatif. Di eksekutif dia pernah menjabat bupati Kutai Timur,KalimantanTimur.Diajuga berpengalamanpanjangdilegislatif. Menjadi anggota DPR dari Partai Golkar dan wakil ketua MPR. Mahyudin juga mengaku punya kedekatan dengan partai politik di parlemen.”Kriteria(ketuaDPD,Red) seperti ini sangat dibutuhkan. Ini agar peran DPD bisa diperkuat ke depan,” tuturnya.
Jimly Asshiddiqie juga optimistis bisa terpilih sebagai ketua DPD periode mendatang. Senator dari daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta itu mengakui belum melakukan upaya lobi-lobi ke para anggota. ”Tapi, saya cukup optimistis,” tegas dia.
Jimly menawarkan konsep penguatan peran DPD ke depan. Menurut dia, DPD bisa mengambil peran yang tidak dikerjakan DPR, yaitu memperkuat hubungan dengan daerah masing-masing. Selama ini, jelas Jimly, kepala daerah rata-rata tidak memiliki akses kuat ke pemerintah pusat.
Komunikasi daerah dengan pemerintah pusat cenderung mampet. Padahal, kebutuhan daerah sangat banyak, tetapi terhalang APBD yang terbatas. ”Nah, peran ini bisa dimaksimalkan DPD nanti,” tuturnya.
Jimly masuk bursa ketua DPD karena dikenal sebagai sosok yang berpengalaman. Di antaranya sebagai mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), ketua umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan pernah menjadi ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu/DKPP (periode 2012–2017).
La Nyalla Mattalitti juga disebutsebut sudah aktif melancarkan manuver. Sumber Jawa Pos di lingkungan DPD menyebutkan, La Nyalla pernah mengumpulkan 30-an anggota DPD terpilih di Surabaya. Mantan ketua umum PSSI itu meminta dukungan menjadi ketua DPD periode 2019–2024. ”Itu merupakan komunikasi awal. Hanya pertemuan awal,” ungkap anggota DPD yang mengaku ikut pertemuan tersebut.
Hingga saat ini, sedikitnya ada sebelas calon ketua DPD yang mulai muncul. Selain tiga nama di atas, ada nama mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh serta tokoh Bengkulu bernama Sultan B. Najamudin. Nama populer lainnya adalah Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dari Jogjakarta, Agustin Teras Narang dari dapil Kalimantan Tengah, mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, Nono Sampono yang kini masih menjabat wakil ketua DPD, serta Yorrys Raweyai.