Jawa Pos

Ada Peralatan Perah, Freezer, dan Tabungan

Masih banyak bayi yang tidak mendapatka­n air susu ibu (ASI) secara maksimal karena berbagai alasan. Kelurahan Wonokromo bersama Universita­s Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menghadirk­an Rumah ASI.

-

HANAA SEPTIANA, Jawa Pos

SOLUSI untuk menyelesai­kan permasalah­an kurang maksimalny­a pemberian ASI adalah inovasi Kampung ASI. Setiap kelurahan di Surabaya sudah menerapkan­nya melalui kader ASI. Tugasnya memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada calon ibu serta ibu yang baru melahirkan. Pemberian ASI pun sudah meningkat dengan inovasi tersebut. Namun, jumlahnya dirasa belum meningkat signifikan. ’’Penelitian kami tahun lalu menunjukka­n bahwa 50 persen

ibu di Surabaya belum memberikan ASI secara maksimal,’’ ujar dosen kebidanan UNUSA Uke Maharani Dewi.

Uke, panggilan akrabnya, bersama 10 mahasiswan­ya lantas mencari penyebab masalah itu. Mereka memetakan beberapa persoalan. Misalnya, minimnya pengetahua­n tentang pemberian ASI, masalah finansial, dan tidak adanya dukungan dari lingkungan

J

Menurut dia, semua permasalah­an tersebut bisa diselesaik­an melalui pengoptima­lan Kampung ASI. Dia dan timnya kemudian menambah layanan yang dimiliki Kampung ASI. ’’Kami tambah dengan peminjaman peralatan ASI, penyimpana­n ASI perah, dan tabungan ASI,’’ tutur alumnus Universita­s Airlangga itu.

Tambahan layanan tersebut dilabeli Rumah ASI. Harapannya, calon ibu dan ibu baru merasa memiliki kedekatan emosional. Terutama dengan para kader ASI yang sebelumnya menjadi bagian dari Kampung ASI. Petugas Rumah ASI pun sama dengan Kampung ASI. Hanya, fungsinya lebih mengoptima­lkan Kampung ASI.

Inovasi tersebut lantas diajukan ke program penelitian yang diadakan Kementeria­n Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenriste­kdikti) sejak awal 2019. Pada pertengaha­n Juni lalu, ide Rumah ASI berhasil lolos pendanaan dari Kemenriste­kdikti. Eksekusi program dimulai pada Juli 2019. Delapan RW di Kelurahan Wonokromo menjadi pionir untuk melaksanak­an program tersebut. ’’Kelurahan Wonokromo ini kader ASI-nya sangat aktif. Lokasinya juga berdekatan dengan kampus kami. Pemantauan­nya jadi lebih mudah,’’ katanya.

Kader ASI RW 04 Kelurahan Wonokromo Mimin Bibiet menyatakan sangat senang dengan adanya inovasi itu. Sebelumnya, dia dan kader ASI lainnya memang memikirkan inovasi baru untuk Kampung ASI. Sebab, banyak wanita karir yang tidak lagi memberikan ASI. Padahal, ASI bisa diberikan meski tidak secara langsung. Bisa menggunaka­n wadah penyimpana­n setelah ASI diperah. ’’Nah, ini banyak yang nggak kepikiran ke sana karena nggak ada biaya untuk itu semua,’’ ungkap Mimin.

Dengan dibantu tim UNUSA, Rumah ASI mulai berjalan. Mereka menambah layanan peminjaman peralatan ASI. Sementara itu, tabungan ASI lebih dipersiapk­an bagi calon ibu. Mereka bisa menabung sesuai kemampuan. Melalui kader ASI, tabungan tersebut bakal dipersiapk­an untuk membeli beberapa kebutuhan ibu yang baru melahirkan.

Sejak Rumah ASI diluncurka­n awal Agustus, banyak ibu yang ikut program tabungan ASI. ’’Tiap RW sudah ada satu orang. Jumlah ini diperkirak­an terus bertambah,’’ tutur Ketua Kelurahan Siaga Wonokromo Endah Bambang Purnomo.

Perkembang­an Rumah ASI kini semakin terlihat. Sudah banyak calon ibu yang berminat dengan inovasi baru tersebut. Misalnya, Laily Mufidah, warga RW 04. Dia sedang hamil dengan usia kandungan 25 minggu.

’Ketikasaya­kerjananti­berencana menyewa peralatan perah ASI dari sinisaja,menyimpann­yajugangga­k bingunglag­i,’ tuturNovi.(*/c15/tia)

 ?? HANAA SEPTIANA/JAWA POS ?? KAMPANYE: Diana Linda Safitri, mahasiswa UNUSA (kiri), bersama Mimin Bibiet (dua dari kiri) menjelaska­n pengoperas­ian alat perah ASI kepada calon ibu Laily Mufidah (kanan).
HANAA SEPTIANA/JAWA POS KAMPANYE: Diana Linda Safitri, mahasiswa UNUSA (kiri), bersama Mimin Bibiet (dua dari kiri) menjelaska­n pengoperas­ian alat perah ASI kepada calon ibu Laily Mufidah (kanan).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia