Jawa Pos

Pneumonia Masih Jadi Ancaman Warga

-

SURABAYA, Jawa Pos – Pneumonia (paru-paru basah) masih menjadi ancaman di Jawa Timur. Sebab, pneumonia menduduki urutan pertama penyebab kematian bayi baru lahir. Selanjutny­a, disusul diare.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengatakan, pneumonia terjadi karena daya tahan tubuh rendah. Banyak kasus pneumonia yang terjadi pada bayi, balita, dan manula. Karena itu, imunisasi menjadi penting. Meski saat ini belum ada imunisasi atau vaksin untuk pneumonia di Indonesia, imunisasi dasar masih memegang peran penting dalam tindakan preventif.

Komitmen pimpinan daerah juga sangat dibutuhkan. Termasuk analisis dan solusi konkret yang bisa diambil untuk mengatasi pneumonia. Salah satu solusinya adalah pencegahan. ”Melalui sanitasi sehat, jamban sehat, kelembaban rumah, dan sebagainya,” ujarnya dalam diskusi Menebar Aksi Melawan Pneumonia kemarin (28/8).

Di Indonesia pada 2018, sebanyak 92.913 pasien pneumonia (74 persen) terjadi pada anak di bawah usia lima tahun. Sebanyak 32.910 pasien atau 26 persen lainnya terjadi pada rentang usia lebih dari lima tahun. Di Jatim, temuan penderita pneumonia pada 2018 masih berada di angka 5.000 pasien. Puncaknya pada Maret, kasus pneumonia mencapai 9.116 pasien.

Dia mengakui, pneumonia tidak masuk program prioritas dinas kesehatan. Namun, sebenarnya pneumonia berkorelas­i dengan perbaikan gizi. Dan perbaikan gizi berkorelas­i dengan program prioritas untuk penanganan stunting. Termasuk perbaikan lingkungan menjadi lebih sehat.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia