FAVORIT BISA SAJA SULIT
MONAKO, Jawa Pos – Rasanya baru kemarin Liverpool memenangi Liga Champions 2018–2019. Si Kuping Lebar –julukan trofi Liga Champions– keenam The Reds itu diraih setelah mengalahkan sesama klub Inggris, Tottenham Hotspur, 2-0 di Wanda Metropolitano (2/6).
Belum genap tiga bulan, Liverpool sudah memulai perjuangan untuk mempertahankan gelar. Malam nanti, di Grimaldi Forum, klub asuhan Juergen Klopp itu menghadapi undian fase grup bersama 31 klub lainnya.
Sebagai juara bertahan, Liverpool diposisikan sebagai unggulan atau masuk pot 1. Bersanding dengan juara Liga Europa (Chelsea) dan enam juara liga teratas dalam koefisien UEFA. Yakni, FC Barcelona (La Liga), Manchester City (Premier League), Juventus (Serie A), Bayern Muenchen (Bundesliga), Paris Saint-Germain (Ligue 1), dan Zenit Saint Petersburg (Liga Primer Rusia).
Tidak hanya di pot 1. Delapan klub di pot 2 juga termasuk ’’nama besar’’. Bagaimana tidak, ada Real Madrid, Atletico Madrid, Borussia Dortmund, Spurs, Napoli, Shakhtar Donetsk, dan Benfica. Satu lagi Olympique Lyon atau Ajax Amsterdam. Nama terakhir yang masuk seandainya melewati hadangan APOEL dalam playoff dini hari tadi WIB (29/8).
Melalui simulasi komputer Star Sport,
pengundian grup Liga Champions telah beberapa kali dilakukan. Hasilnya, Liverpool dan Real lumayan sering ditempatkan satu grup. Dua tim yang sama-sama menjadi finalis edisi 2017– 2018 di NSC Olimpiyskiy, Kiev. Beruntungnya, dua teman mereka tidak terlalu merepotkan. Yakni, wakil keempat Serie A Atalanta dan runnerup Superleague Yunani Olympiacos. ’’Anda kan tidak bisa memilihnya (lawan di fase grup, Red) sekalipun tim Anda adalah favorit,’’ kata Jordan Henderson, kapten Liverpool, seperti dilansir Liverpool Echo. ’’Jadi, kami siap menghadapi siapa saja,’’ imbuhnya.
Komputer Star Sport juga memprediksi lawan grup wakil Inggris lainnya. City dan Chelsea relatif enteng. City diprediksi segrup dengan Ajax, Bayer Leverkusen, dan Genk. Lalu, Chelsea bergabung dengan Borussia Dortmund, Red Bull Salzburg, dan Lokomotiv Moscow. Yang apes Spurs. Finalis musim lalu itu diprediksi bersaing dengan Bayern, Inter Milan, dan Lille.
Terlepas dari hasil undian malam nanti, kembali merasakan atmosfer Liga Champions disambut antusias oleh pelatih Chelsea Frank Lampard. Apalagi, Lampard pernah memenanginya musim 2011–2012 bersama The Blues. ’’Saya mengalami musim yang spesial di periode tersebut. Kami adalah tim London pertama yang bisa mencapai juara Liga Champions,’’ ujar pelatih 41 tahun itu di laman resmi UEFA. ’’Saya bermimpi untuk menjuarainya sebagai pelatih,’’ tandas Lampard. Kegagalan perdana di level Eropa sebagai pelatih, yakni kalah adu penalti oleh Liverpool di Piala Super Eropa (15/8), memberinya lecutan tambahan.
Motivasi ekstra juga diusung Philippe Coutinho. Keputusan Barca meminjamkannya ke Bayern bisa berbuah pertemuan kedua klub di Liga Champions. Meski, tidak mungkin terjadi di fase grup karena dua klub berada di pot yang sama. ’’Dia (Coutinho) menginjeksikan kekuatan lini tengah untuk kami sehingga bisa lebih kompetitif di Eropa (Liga Champions, Red),’’ kata bomber Bayern Robert Lewandowski kepada Bild.
Kiprah Bayern musim lalu berakhir mengecewakan. Tim besutan Niko Kovac itu terhenti di babak 16 besar setelah kalah agregat 1-3 oleh Liverpool. Capaian terburuk Die Roten dalam delapan musim terakhir.