Jawa Pos

Tersendat karena Jadwal Padat

-

JAKARTA, Jawa Pos – Misi revans Persija Jakarta tak kesampaian. Mereka hanya bisa bermain imbang tanpa gol saat menjamu PSM Makassar dalam lanjutan Liga 1 2019 kemarin. Padahal, laga di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, itu adalah kesempatan bagi Persija untuk revans atas kekalahan di leg kedua final Piala Indonesia.

Kemenangan juga diharapkan bisa mengatrol posisi Macan Kemayoran, julukan Persija. Namun, karena hanya menambah satu angka, Persija tetap tertahan di peringkat ke-15 dengan koleksi 14 poin. Wajar jika kubu Macan Kemayoran sangat kecewa. Apalagi, mereka gagal memanfaatk­an absennya sejumlah pemain pilar PSM. Yakni, Ferdinand Sinaga, Rizky Pellu, Guy Junior, dan Bayu Gatra. Ferdinand dan Rizky tidak bisa bermain karena harus ikut training camp timnas Indonesia di Bogor sejak 22 Agustus. Sementara itu, Guy Junior dan Bayu Gatra masih dibekap cedera. Padahal, sebelum laga digelar, pelatih PSM Darije Kalezic mengaku kekuatan tim nya berkurang drastis dengan absen nya sejumlah pemain itu.

Kerugian lainnya, Persija tak mampu memanfaatk­an keuntungan bermain kandang. Padahal, Juku Eja –julukan PSM– kerap loyo saat bermain tandang. Buktinya, dari enam laga tandang, mereka belum pernah menang. Perinciann­ya, 4 kali kalah dan 2 kali seri.

Lalu, kenapa laju Persija masih tersendat? Pelatih Persija Julio Banuelos angkat bicara. Menurut dia, padatnya jadwal di kompetisi Liga 1 jadi alasan seretnya perolehan poin Ismed Sofyan dkk. Terbukti, dalam delapan laga terakhir di Liga 1, Persija hanya meraih satu kemenangan. Sisanya, 6 kali seri dan 1 kali kalah. ’’Itu jadi hambatan untuk kami. Satu bulan bermain tujuh kali itu jadi masalah. Tapi, saya sudah sampaikan kepada pemain agar tetap semangat,’’ kata Banuelos.

Banuelos juga menyoroti faktor keberuntun­gan. Dia menilai anak asuhnya sudah bermain dengan bagus. ’’Kami ciptakan banyak peluang. Setiap laga selalu ada peluang, hanya keberuntun­gan yang belum kami dapatkan,’’ paparnya.

Yang dikatakan Banuelos dibenarkan Riko Simanjunta­k. Mantan pemain Semen Padang itu menyatakan, hasil buruk Persija di putaran pertama sama sekali bukan akhir dari prestasi timnya. Bagi dia, Persija saat ini sedang masuk masa transisi. Masa saat pelatih masih merabaraba permainan tim. ’’Hasil memang tidak bisa dibohongi, sangat mengecewak­an. Tapi, saya harap ke depan bisa lebih maksimal lagi,’’ tutur Riko.

Sebaliknya, hasil imbang melawan Persija sangat disyukuri PSM. Pelatih Darije Kalezic mengapresi­asi kinerja pemainnya. ”Saya puas dengan permainan dan karakter pemain hari ini (kemarin, Red). Hasil imbang yang adil menurut saya,’’ terangnya.

Bahkan, hasil imbang lawan Per si j a, menurut dia, bisa memupus tren buruk PSM di laga t andang. Sebab, dibandingk­an dengan laga-laga sebelumnya, K al e z i c melihat mental anak asuh nya lebih kuat kemarin sore. ’Hari ini pemain saya lapar kemenangan selama 90 menit. Itu harus terjadi, baik di laga tandang maupun kandang ke depannya. Hari ini kami membuat langkah yang sangat bagus,’ ucapnya.

Bek tengah PSM Abdul Rahman berkomenta­r, kunci bisa menahan Persija adalah kedisiplin­an. Dia dan rekanrekan­nya di lapangan sama sekali tidak mau hilang fokus. ’’Kami belajar dari kesalahan sebelumnya. Semoga pertanding­an ke depan, di laga tandang, bisa mendapatka­n hasil lebih baik,’’ papar Rahman.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia