Anggota TNI Gugur Terkena Panah
JAYAPURA, Jawa Pos – Papua masih saja bergolak. Kemarin terjadi bentrokan di Kabupaten Deiyai. Satu anggota TNI bernama Serda Rikson dilaporkan gugur dan dua warga sipil meninggal dunia. Selain itu, tiga anggota Polri dan satu anggota TNI mengalami luka-luka lantaran terkena panah.
Informasi yang diperoleh Cenderawasih Pos, Rikson gugur karena terkena panah dan dibacok parang di kepala. Kapolda Irjen Pol Rudolf Albert Rodja mengatakan, keributan itu terjadi saat aksi demo di halaman kantor bupati Deiyai. ”Semua korban sudah dievakuasi ke Enarotali. Situasi di Kabupaten Deiyai malam ini aman,” ungkap Albert Rodja kemarin (28/8).
Dia menuturkan, demonstrasi awalnya berlangsung aman. Pesertanya sekitar 100 orang. Namun, di tengah orasi, tibatiba datang massa dalam jumlah banyak. Sekitar 1.000 orang. Menurut Kapolda, massa yang baru datang itu langsung melakukan kerusuhan. Anggota TNI yang berada di dalam mobil militer diserang. Saat itulah Rikson dibacok dan terkena panah di bagian kepala. ”Mereka juga merampas sekitar 10 pucuk senjata api, lalu menembaki petugas TNI-Polri yang sedang mengamankan unjuk rasa,” jelas Albert Rodja.
Mendapat serangan mendadak itu, aparat keamanan membalas. Mereka menembaki massa yang membawa senpi. Peluru petugas berhasil menewaskan dua orang.
Dikonfirmasi secara terpisah, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengungkapkan, jenazah Serda Rikson sudah dievakuasi ke Nabire melalui jalan darat. Sementara itu, anggota TNI dan Polri yang terluka sedang mendapat perawatan medis. ”Ada satu anggota TNI bernama Sersan Sahuder yang saat ini kritis,” katanya.
Di sisi lain, Yul Toa Motte, koordinator demo, melalui sambungan telepon menyatakan bahwa unjuk rasa yang diikuti sekitar 500 orang itu sebenarnya merupakan aksi lanjutan. Massa, menurut Yul Motte, berkumpul pukul 09.00 WIT. Sedangkan bentrokan terjadi sekitar pukul 13.00 WIT. ”Saya melihat sendiri aparat TNI lepas gas air mata, kemudian dilanjutkan dengan peluru,” katanya.