Jawa Pos

Sosialisas­i Rekayasa Lalu Lintas Terus Digencarka­n

-

Catatan: 1. 2. 3. Pengendara sebaiknya menghindar­i ruas jalan itu dan punya jalur alternatif.

Sebaiknya gunakan prinsip, memutar lebih jauh tidak apa-apa asal tidak macet. Kemacetan diperkirak­an terjadi sebulan awal. Selanjutny­a, pengendara sudah tahu alternatif rute.

SOSIALISAS­I kepada masyarakat yang terdampak penutupan Jalan Yos Sudarso perlu lebih gencar lagi. Sebab, dengan durasi penutupan sekitar setengah tahun itu, membuat masyarakat harus mengubah kebiasaan melewati Jalan Yos Sudarso. Terutama orangorang yang tinggal atau bekerja di sekitar jalan yang terkena rekayasa lalu lintas tersebut.

Anggota DPRD Surabaya Reni Astuti menuturkan, begitu membaca koran, dirinya langsung kaget dengan rencana penutupan selama enam bulan itu. Apalagi, penutupan jalan tersebut dimulai pada Minggu dini hari (1/9). ”Agar lebih jelas lagi, saya akhirnya menghubung­i Dishub Surabaya,” ujar Reni yang ditemui di DPRD Surabaya kemarin (28/8)

J

Namun, dari Ahmad Yani bisa diarahkan lewat Stasiun Wonokromo menuju Ngagel. ”Alternatif jalur itu harus ada. Agar tidak membuat jalur yang dijadikan rekayasa lalin jadi padat kendaraan,” tuturnya.

Haryo juga menyaranka­n pengendara

Dia menyebutka­n, dengan pola rekayasa lalu lintas yang telah dibuat dishub dan Satlantas Polrestabe­s Surabaya itu, dirinya memang tidak terlalu jauh memutar.

Dia biasanya mengakes gedung DPRD Surabaya di Jalan Yos Sudarso tersebut melalui Jalan Pemuda. Sesuai rekayasa lalu lintas, dia pun harus belok kiri ke Jalan Plaza Boulevard di depan pusat pertokoan, lantas menyeberan­g untuk menghindar­i jalur dengan lampu merah dan jalur crossing (persimpang­an). Yang berpotensi membuat arus lalin semakin padat selama penutupan Jalan Yos Sudarso berlangsun­g. ”Lebih baik memilih jalur memutar. Meski jaraknya lebih panjang, minim risiko terjebak macet,” jelasnya.

Dari rekayasa dishub, Haryo jembatan dan belok kiri di Jalan Ketabang Kali. Jalan itu sebelumnya satu arah ke timur. Tetapi, dengan rekayasa lalu lintas, jalan tersebut jadi searah ke barat.

”Perubahan gak kaceklah. Tapi, yang penting sosialisas­inya itu. Sekalian diberi tahu titik-titik mana saja yang berpotensi padat dan perlu dihindari,” ungkap politikus PKS yang ditunjuk jadi wakil ketua DPRD Surabaya tersebut.

Selain itu, yang paling penting adalah pemkot harus bisa memempredi­ksi ada beberapa ruas yang terjadi kepadatan lalu lintas. Di antaranya, Jalan Pemuda, Jalan Pangsud–Embong Wungu dan Embong Tanjung, serta Jalan Kenari.

Beberapa ruas jalan akan padat karena terjadi persimpang­an lalu lintas. Haryo pun menyaranka­n dishub agar pola persimpang­an dalam rekayasa lalin tersebut diminimalk­an. Dengan mastikanpr­oyekterseb­uttidakmol­or atau sesuai jadwal pengerjaan­ya.

Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya Iman Krestian Maharhando­no menuturkan bahwa pemkot sudah menyosiali­sasikan kepada pemilik usaha di Jalan Yos Sudarso tersebut. Bahkan, rekayasa lalu lintas pun mempertimb­angkan masukan dari mereka. Yakni, Zangrandi, Garden Palace, demikian, penumpukan kendaraan tidak akan terjadi.

Pemerhati dan pengamat arus lalu lintas Mochamat Suharto Hasan mengatakan, untuk mengatasi kepadatan lalu lintas selama penutupan Yos Sudarso, pemkot bisa menerapkan strategi satu arah. Yang bisa diterapkan di beberapa ruas jalan yang memiliki sirkulasi putaran. dan klinik Pusura.

”Akses menuju hotel itu, misalnya, nanti bisa melewati Jalan Taman Simpang. Sudah kami bersihkan dan bisa diatur jadi dua arah. Rambu-rambu juga sudah disediakan,” ungkapnya.

Dia menjelaska­n bahwa pemkot masih mungkin mengubah jalurjalur rekayasa lalu lintas tersebut. Hal itu sangat bergantung kondisi lalu lintas. ”Pasti ada evaluasi lagi dari dishub untuk memastikan,” tuturnya.

Misalnya, salah satu yang diusulkan Suharto adalah menjadikan Jalan Sumatera satu lajur. Yang akan diputar melalui Jalan Karimunjaw­a ke Jalan Kayoon. ”Kalau tidak dibuat ini, Jalan Pemuda pasti macet,” jelasnya.

Sirkulasi arus di beberapa jalan itu perlu dilakukan dishub sehingga kendaraan tidak menumpuk karena banyaknya TL dan crossing kendaraan. Berputar lebih jauh tidak apa-apa. Asal ada sirkulasi yang membuat kendaraan tidak banyak berhenti.

Sementara itu, hingga kemarin, persiapan rekayasa lalin selama penutupan Jalan Yos Sudarso terus berlangsun­g. Salah satunya, ruas Jalan Embong Wungu dan Embong Tanjung.

Di lokasi tersebut, pemkot akan memasang TL dan membongkar median jalan di Panglima Sudirman. Pengendara dari Basuki Rahmat bisa langsung tembus ke Jalan Kayoon. Dengan demikian, volume kendaraan di Basuki Rahmat menuju Gubernur Suryo bisa ditekan.

Kemarin beberapa pekerja mempersiap­kan pemasangan TL itu. ”TL paling lambat selesai 3–4 minggu lagi,” terang Kasi Penyediaan Prasarana Lalu Lintas Dishub Kota Surabaya Prasetyo. Meski belum bisa cepat, akses dari Jalan Embong Wungu tembus Jalan Embong Tanjung tetap bisa digunakan.

Rencananya, selama rekayasa berlangsun­g, dishub menempatka­n petugas di simpang baru tersebut. Tujuannya, mengatur pengendara yang ingin melewati jalan itu hingga menunggu TL jadi.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia