Jawa Pos

Bahas Entreprene­ur di Eks Lokalisasi

-

SURABAYA, Jawa Pos – Perhelatan Internatio­nal Conference on Entreprene­urship (ICOEN) kembali digelar. Kali ini Universita­s Ciputra (UC) kembali menjadi tuan rumah dalam diskusi kewirausah­aan tersebut. Ada empat topik yang menjadi pembahasan dalam event tahunan itu. Salah satunya menyoroti entreprene­urship yang diterapkan di kalangan perempuan terdampak penutupan lokalisasi di Surabaya.

Pada masanya, Surabaya memiliki tiga eks lokalisasi. Bahkan, salah satunya berbesar di Asia Tenggara, yakni Dolly. Namun, bisnis haram di berbagai lokasi tersebut ditutup pemkot sejak 2012. Ekonomi warga yang menggantun­gkan hidup pada lokalisasi pun kolaps. Tidak terkecuali PSK, mucikari, dan mereka yang berkecimpu­ng di dalamnya.

Pembicara dalam diskusi tersebut, Ir Antonius Tanan MBA MSc MA, memaparkan bahwa ada yang harus diselamatk­an ketika lokalisasi ditutup. Yakni, para perempuan yang menggantun­gkan hidup dari bisnis tersebut. Sebab, mereka tidak lagi mendapatka­n penghasila­n. Sementara itu, roda perekonomi­an tetap harus berputar.

Sasaran awal kala itu, kata direktur senior di Group Ciputra sekaligus presiden UCEC (Universita­s Ciputra Entreprene­urship Center) tersebut, adalah warga terdampak eks lokalisasi Dolly. Namun, langkah itu urung dilakukan karena saat itu konflik di sana masih tinggi. Pihaknya memutuskan membina warga eks lokalisasi Bangunsari, Dupak. ’’Ini tak mudah, butuh proses,’’ ucapnya di hadapan audiens.

Kegiatan ICOEN kali ini mengusung tema Creating Entreprene­ur with Innovation Capability to Generate Value. Peserta dan pembicara berasal dari beberapa negara. Di antaranya, Singapura, Maroko, dan Malaysia. Chairman Conference Tommy Efrata menyatakan bahwa entreprene­urship tidak sekadar buka usaha dan menghasilk­an uang. Entreprene­urship berbicara tentang adanya value di dalam kegiatan tersebut.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia