Jawa Pos

Hargai Keberagama­n, Buka Peluang Belajar untuk Kemajuan

-

Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya Ketua Komunitas Tionghoa Surabaya Anggota Komunitas Arab di Ampel, Surabaya Ketua Umum Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya

Selain menyandang predikat sebagai Kota Pahlawan yang sarat nuansa historis, Surabaya dikenal sebagai kota multikultu­ral. Masyarakat dengan beragam etnis hidup berdamping­an secara harmonis.

KERAGAMAN etnis dan suku membentuk karakter Surabaya sebagai kota yang toleran, menjadikan Surabaya sebagai rumah bersama. Rumah untuk semua.

Sejak era kerajaan, masa kolonial, hingga pasca kemerdekaa­n, Surabaya selalu memegang peranan sebagai kota pelabuhan. Tak heran banyak pendatang dari daerah atau negara lain yang singgah bahkan menetap di Surabaya. Dengan kata lain, sejak zaman dahulu hingga sekarang, warga Surabaya sudah terbiasa dengan keberagama­n penduduk.

Di Surabaya kita bisa jumpai suku Jawa, Batak, Karo, Papua, Madura, Dayak, atau Bugis. Termasuk juga komunitas masyarakat Tionghoa, Arab, India, dan Korea.

Setiap tahun mereka selalu diberikan ruang untuk ikut menyemarak­kan agenda Parade Surabaya Vaganza dalam rangka Hari Jadi Kota Surabaya. Sebab, Pemkot Surabaya menyadari bahwa keberagama­n merupakan fondasi yang kuat bagi kota ini untuk terus bergerak maju.

Kepala Bagian Humas Kota Surabaya M. Fikser menyatakan, pemkot kerap memberikan kesempatan berbagai budaya untuk tampil di event-event besar. Sebut saja Cross Culture Festival alias Festival Seni Lintas Budaya yang dihelat setiap tahun. Acara tersebut merupakan ajang memperkena­lkan tampilan budaya dari dalam dan luar negeri.

Selain itu, agenda welcome dinner menjadi ajang unjuk budaya. Dalam beberapa kesempatan, pemkot menampilka­n ragam tarian khas Surabaya hingga tarian asal Papua. ’’Ini merupakan bukti bahwa Surabaya menghargai keberagama­n dan kesetaraan,” ujar Fikser.

Surabaya juga terbuka di bidang ekonomi dan peningkata­n kualitas sumber daya manusia. Tercatat beberapa kali Surabaya kedatangan rombongan tamu dari Papua. Tujuannya, untuk mengikuti ragam pelatihan yang disediakan pemkot. Di antaranya, pelatihan kuliner, sepatu, dan kerajinan tangan. Ada pula co-working space Koridor yang selalu terbuka bagi siapa saja. Para pemuda Papua juga pernah menimba ilmu cara berbisnis dengan memanfaatk­an media sosial di sana.

’’Peluang untuk sama-sama belajar dan berkembang di Surabaya itu sangat terbuka lebar. Pemkot telah memfasilit­asi semua yang punya keinginan untuk maju dan hidup lebih baik. Melalui berbagai pelatihan yang disediakan,” ungkap pejabat asal Serui ini.

Dengan iklim toleransi dan keberagama­n seperti saat ini, Fikser yakin ke depan Surabaya akan tetap menjadi rumah yang nyaman bagi semua. Sebab, kota ini menjamin kesetaraan dan membuka peluang yang sama bagi siapa pun yang ingin berhasil.

 ??  ?? Surabaya adalah tempat yang nyaman ditinggali oleh warga asli dan pendatang. Kota ini memberikan peluang sama bagi semua orang yang bertekad untuk sukses.”
PETER FRANS RUMASEB Semuanya saling menghormat­i. Kita buktikan di acaraacara seperti Hari Jadi Kota Surabaya kita bersatu terus. Semoga kerukunan ini bisa jalan terus sampai akhir.”
CHANDRA WURIANTO W. Surabaya menjadi tempat berkumpul seluruh marga suku Karo yang tinggal di sekitar Surabaya. Kami nyaman di sini sehingga rutin mengadakan pertemuan.”
MURPHIN JOSUA S. Anggota Perkumpula­n Suku Karo di Surabaya Di kawasan Ampel terdapat tiga komunitas, yakni Arab, Jawa, dan Madura. Selama ini belum pernah ada benturan dari berbagai suku bangsa yang berbeda itu.”
ABDULLAH M. AL BATATI Toleransi di Surabaya sangat tinggi. Sebagaiman­a kami di Minahasa, Sulawesi Utara. Persaudara­an yang kami bangun tidak melihat budaya, suku, atau agama.”
Surabaya adalah tempat yang nyaman ditinggali oleh warga asli dan pendatang. Kota ini memberikan peluang sama bagi semua orang yang bertekad untuk sukses.” PETER FRANS RUMASEB Semuanya saling menghormat­i. Kita buktikan di acaraacara seperti Hari Jadi Kota Surabaya kita bersatu terus. Semoga kerukunan ini bisa jalan terus sampai akhir.” CHANDRA WURIANTO W. Surabaya menjadi tempat berkumpul seluruh marga suku Karo yang tinggal di sekitar Surabaya. Kami nyaman di sini sehingga rutin mengadakan pertemuan.” MURPHIN JOSUA S. Anggota Perkumpula­n Suku Karo di Surabaya Di kawasan Ampel terdapat tiga komunitas, yakni Arab, Jawa, dan Madura. Selama ini belum pernah ada benturan dari berbagai suku bangsa yang berbeda itu.” ABDULLAH M. AL BATATI Toleransi di Surabaya sangat tinggi. Sebagaiman­a kami di Minahasa, Sulawesi Utara. Persaudara­an yang kami bangun tidak melihat budaya, suku, atau agama.”
 ??  ?? MELEBUR: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menari bersama masyarakat Papua saat Parade Surabaya Vaganza dalam rangka HUT Surabaya.
MELEBUR: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menari bersama masyarakat Papua saat Parade Surabaya Vaganza dalam rangka HUT Surabaya.
 ??  ?? NOUFRY RONDONUWU TEKAD KUAT: Mahasiswa asal Papua mengikuti pelatihan di Coworking Space Koridor.
NOUFRY RONDONUWU TEKAD KUAT: Mahasiswa asal Papua mengikuti pelatihan di Coworking Space Koridor.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia