Jawa Pos

Posko Penanganan Korban Dipindah ke Basarnas

-

SURABAYA, Jawa Pos – Posko informasi penanganan korban KM Santika Nusantara di Pelabuhan Tanjung Perak sudah ditutup kemarin (28/8). Pengaduan dan koordinasi bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa dilakukan di kantor Basarnas Surabaya di Jalan Bypass Bandara Juanda, Sidoarjo.

Sampai kemarin, masih ada tiga laporan orang hilang yang diterima Basarnas. Tiga orang itu dilaporkan hilang setelah KM Santika Nusantara terbakar di perairan Masalembu, Pulau Masalembu, Sumenep, Kamis (22/8). Mereka adalah Raodah, warga Sumenep; Supriyadi, warga Balikpapan; dan Abdul Hadi, warga Probolingg­o.

SAR Mission Coordinato­r Prasetya Budiarto menjelaska­n, timnya kini terus melakukan pencarian. Selain korban jiwa, pihaknya berupaya menarik bangkai kapal yang terbakar. ’’Posisi kapal yang terbakar terus kami kawal dengan KMP Gading Nusantara,’’ katanya.

KM Santika Nusantara tersebut dikawal sampai Tug Boat (TB) Jala Artha 02 yang diberangka­tkan dari Banjarmasi­n tiba di lokasi. Selanjutny­a, kapal yang terbakar baru ditarik ke perairan Gresik untuk diperiksa. Pemeriksaa­n itu termasuk mencari kemungkina­n korban jiwa di dalam kapal.

Rismiati Ningsih terlihat resah di Gapura Surya Nusantara kemarin. Dia didampingi putra bungsunya, Rahmani, 20, di halaman Pelabuhan Tanjung Perak itu. Perempuan 42 tahun tersebut wira-wiri menanyakan kabar suaminya, Supriyadi. Pria 54 tahun itu adalah salah seorang korban KM Santika Nusantara yang belum ditemukan sampai kemarin.

Sejak Minggu (25/8), ibu tiga anak tersebut berkali-kali bertanya kepada Basarnas yang berjaga di posko penanganan korban. Namun, jawaban yang dia terima masih nihil. ’’Saya diminta sabar dan menunggu,’’ ujarnya.

Gunawan dan Agus, kerabat Supriyadi yang jadi korban KM Santika Nusantara, juga ikut mendamping­i Rismiati kemarin. Keduanya tampak menguatkan Rismiati. ’’Sabar. Semoga ada kabar hari ini,’’ ucap Gunawan menenangka­n Rismiati.

Menurut Agus dan Gunawan, saat kebakaran terjadi, Supriyadi sudah turun dari KM Santika Nusantara. Supriyadi juga sudah mengenakan jaket pelampung seperti penumpang kapal lain. Kemudian, dia menaiki perahu karet. Namun, makin malam, perahu karet yang mereka tumpangi mulai kempis. Mereka pindah ke perahu karet lain. Namun, saat itu, Agus baru sadar bahwa Supriyadi terpisah dari rombongan.

Sampai Agus dan Gunawan ditolong perahu nelayan, Supriyadi tak kunjung ditemukan. Kini, pihak keluarga hanya bisa berharap Supriyadi lekas ditemukan. Pencarian yang dilakukan Basarnas terus berlanjut.

Posisi kapal yang terbakar terus kami kawal dengan KMP Gading Nusantara.”

SAR Mission Coordinato­r

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia