Tulis Buku sebagai Pertanggungjawaban
JAKARTA, Jawa Pos – Tidak mau kalah oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo, Fahri Hamzah juga meluncurkan buku kemarin (29/8). Buku berjudul Gelora Kata-Kata itu dibedah di Ruang Abdul Muis, Gedung Nusantara III, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta. Sebagian isinya diambil dari pernyataan Fahri di media sosial.
”Buku ini sebagai memori jabatan ke publik,” kata Fahri. Buku setebal 597 halaman itu mengangkat beragam topik. Mulai topik demokrasi, pemberantasan korupsi, kritik eksekutif, hingga otokritik terhadap kinerja DPR.
Fahri mengatakan, meski DPR memiliki tugas berjibun, itu bukan halangan untuk tradisi tulis-menulis. Menurut dia, itu bentuk pertanggungjawaban kepada konstituen. ”Agar publik tahu bahwa wakil rakyat pilihannya pernah menyampaikan aspirasi saat menjadi anggota DPR,” tegasnya.
Rocky Gerung yang hadir sebagai pembicara mengapresiasi karya tulis tersebut. Penulisan buku itu bentuk hidupnya tradisi berpikir di parlemen.
Dia bilang, buku tersebut berisi kegelisahan Fahri Hamzah atas kondisi di sekitarnya. Mulai tentang kekusutan hukum, partai politik yang feodal, hingga pelemahan demokrasi. ”Buku ini adalah bentuk keadilan berpikir yang mencerdaskan bangsa,” kata Rocky.
Ketua DPR Bambang Soesatyo juga memuji koleganya tersebut. Pria yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan, Fahri adalah politikus sekaligus intelektual. Hal itu tecermin dari sejumlah buku yang diterbitkan oleh politikus dari Sumbawa, NTB, tersebut selama menjabat anggota dewan. ”Fahri melawan pengultusan. Karena bisa terjebak pada feodalisme yang menyebabkan stagnasi berpikir,” kata Bamsoet.