Jawa Pos

Bidik Juara Taiwan Open demi Poin

-

JAKARTA, Jawa Pos – Berhasil membawa pulang medali perunggu dari Kejuaraan Dunia 2019 melambungk­an kembali kepercayaa­n diri ganda putri nomor satu Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu. Capaian itu bisa sedikit menebus raihan buruk selama turnamen maraton di Indonesia Open, Japan Open, hingga Thailand Open.

Greysia/Apriyani hanya mampu mencapai 16 besar ketika menjadi tuan rumah Indonesia Open. Selanjutny­a, dalam dua turnamen berturut-turut, ganda putri peringkat kelima dunia tersebut mentok di perempat final. Tidak bisa dimungkiri hasil itu sempat membuat mental keduanya down.

Evaluasi besar-besaran dilakukan segenap tim di sektor ganda putri PP PBSI bersama pelatih Eng Hian. Akhirnya, Greysia/Apriyani mampu bangkit dengan tidak lagi angkat koper di babak awal turnamen. Mereka menyamai capaian edisi tahun lalu dengan menembus babak empat besar kejuaraan dunia.

’’Sebenarnya ingin berusaha lebih keras, bukan mempertaha­nkan. Secara kemampuan tinggal ditingkatk­an lagi. Untuk sekarang kita tahu bahwa Jepang mendominas­i sekali. Ada Korea Selatan dan Tiongkok yang harus diwaspadai. Jadi, kami harus berjuang keras untuk mengambil satu tempat di podium,’’ jelas Greysia.

Pada tiga turnamen sebelumnya, pasangan itu tak disangka takluk di tangan Korsel yang sebelumnya tidak terlalu diantisipa­si. Untung, drawing Kejuaraan Dunia 2019 menghindar­kan Greysia/Apriyani bertemu kembali dengan Korsel. Namun, mereka mendapat perlawanan berat kontra ganda putri Tiongkok Chen Qing Chen/Jia Yifan. Skor sangat ketat 25-23, 23-21. Tetapi, paling tidak mereka sedikit mendapat gambaran soal persaingan di Olimpiade Tokyo 2020.

’’Motivasi buat kami bahwa kemampuan masih ada. Ada rumus untuk kami bisa semakin berkembang. Semoga peak-nya di Olimpiade. Itulah yang membuat kami ingin maju lagi,’’ ujar Greysia. Saat ini fokus Greysia/ Apriyani adalah pemulihan fisik setelah hari yang melelahkan di Basel, Swiss. Keduanya mulai melakoni latihan di pelatnas Cipayung, Jakarta, karena awal September harus bertolak ke Taiwan untuk mengikuti Chinese Taipei (Taiwan) Open.

Greysia/Apriyani menjadi unggulan pertama pada turnamen yang bergulir pada 3–8 September tersebut. Empat pasangan top dunia memilih absen. Hal itu dirasa menjadi kesempatan bagus bagi keduanya untuk mengambil gelar juara. ’’Ekspektasi nggak ada. Cuma, target harus final dan maksimal juara. Kalau performa kami kayak di kejuaraan dunia, saya yakin bisa juara,’’ ucap Apriyani.

Kepercayaa­n diri Greysia/ Apriyani sudah kembali. Fokus mereka saat ini mengumpulk­an poin lebih banyak supaya lolos kualifikas­i Olimpiade. Untuk turnamen level super 300, poin hanya dihitung jika menjadi juara. Mau tidak mau mereka tidak boleh melewatkan kesempatan tersebut. ’’Sudah balik lagi kepercayaa­n dirinya soalnya tiga pertanding­an itu buruk banget. Saya sampai stres, pusing mikir harus gimana,’’ kata Apriyani. ’’Tapi, pas ketemu masalahnya, ternyata kami bisa,’’ imbuh atlet 21 tahun itu.

 ?? PBSI ?? MAKIN PEDE: Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu saat berlaga di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss, pekan lalu. Keduanya berhasil membawa pulang perunggu.
PBSI MAKIN PEDE: Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu saat berlaga di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2019 di Basel, Swiss, pekan lalu. Keduanya berhasil membawa pulang perunggu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia