Pemilihan Juga Bercampur Mitos
kan
POLITIK modern masih mengenal mitos. Misalnya, pemilihan alat kelengkapan dewan di Surabaya. Di antara empat komisi di DPRD Surabaya, komisi B-lah yang agaknya tidak terlalu diminati. Komisi itu mengurusi bidang perekonomian dan keuangan. Di periode sebelumnya, hanya Baktiono dari komisi B yang lolos kembali menjadi anggota DPRD. Politikus gaek PDI Perjuangan itu menapaki periode kelima di DPRD Surabaya.
Di periode sebelumnya, pimpinan komisi B adalah Mazlan Mansur (dari PKB, ketua), Anugrah Ariyadi (PDIP, wakil ketua), M. Arsyad (PAN, sekretaris). Sementara itu, anggotanya meliputi Edi Rachmad (Hanura), Erwin Tjahyuadi (PDIP), Achmad Zakaria (PKS), Rio Pattiselano (Gerindra), Binti Rochmah (Golkar), Dini Rijanti (Demokrat), dan Baktiono (PDIP).
Bahkan, ada yang sampai tersangkut masalah hukum kasus jasmas, yakni Binti dan Dini. Juga, Saiful Aidy yang tersangkut kasus jasmas sebelumnya duduk di komisi B. Dalam situasi seperti itu, ada saja yang melempar candaan bahwa komisi B tersebut angker. Tidak membawa hoki.
Misalnya, Sukadar, mantan ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya, dengan bercanda siap ditempatkan di komisi mana pun. Asalkan bukan komisi B. ”Pokoke nggak komisi B, malati (kena tuah, Red),” ujarnya setengah bercanda saat ditemui di DPRD Surabaya kemarin (29/8).
Malati atau tidak, komisi B memang jarang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Lantaran mitranya, antara lain, badan usaha milik daerah dan bagian keuangan serta perekonomian. Tidak sepopuler komisi D yang bisa bersentuhan langsung dengan anak-anak sekolah atau lansia. Atau sepenting komisi C yang langsung berurusan dengan proyek pembangunan.