Museum Pendidikan Dilengkapi Studio Mini
Kejar Target Rampung November
SURABAYA, Jawa Pos – Konsep museum pendidikan di Jalan Genteng Kali terus dimatangkan. Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP CKTR) Surabaya telah menyelesaikan konsep tata ruang bangunan eks sekolah Tamansiswa itu.
Dalam desain DPRKP CKTR, ada 14 ruangan yang tersedia di museum seluas 1.452 meter persegi itu. Di antaranya, area plaza, beberapa zona galeri berdasar perkembangan zaman, ruang kelas, hall, hingga studio mini. ”Konsepnya museum, namun kekinian. Agar bisa menarik minat para milenial,” tutur Kabid Bangunan Gedung DPRKP CKTR Surabaya Iman Krestian kemarin (29/8).
Misalnya, ruang studio mini. Iman mengatakan, pemahaman mengenai perjalanan pendidikan bisa dicerna secara visualisasi di ruang tersebut. ”Konsep ministudio juga akan membuat area museum dinamis,” paparnya.
Penataan museum pendidikan juga akan diintegrasikan dengan konsep pembelajaran yang kini digalakkan Pemkot Surabaya. Salah satunya adalah membuat kelas rumah matematika dan kelas bahasa bagi siswa dan warga Surabaya. Konsep dari DPRKP CKTR itu rencananya diserahkan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Surabaya. Disbudpar akan menilai dan mengoreksi konsep yang disodorkan cipta karya. ”Kami memang harus izin dan tunggu persetujuan dulu,” ucap Iman. Sebab, dalam konsep yang disodorkan cipta karya, beberapa bangunan di kawasan museum dibongkar karena kondisinya telah rusak berat.
Meski sudah rusak, pembongkaran bangunan di kompleks bakal museum tetap harus mendapat persetujuan. Sebab, kompleks bangunan museum termasuk cagar budaya. ”Kalau diizinkan akan kami bongkar,” tuturnya.
Iman mengatakan, pembongkaran itu dilakukan untuk penataan kompleks museum agar lebih baik. Cipta karya telah mendesain museum pendidikan akan terintegrasi dengan taman ekspresi yang ada tepat di belakang kawasan museum.
Hingga kemarin, beberapa tukang terus merestorasi bangunan. Salah satunya di bagian atap museum yang disangga kayu. Kondisi kayu tampak mengalami pengeroposan sehingga perlu diganti. ”Pekerjaan terus dilakukan sambil menunggu konsep final,” terangnya. Yang jelas, target pemkot, museum pendidikan pertama di Surabaya tersebut sudah rampung dan dapat dinikmati publik pada November.