MENUJU MEGAPIKSEL CAMERA PHONE
INOVASI merupakan amunisi untuk eksis di ranah industri teknologi. Dibutuhkan berbagai terobosan bagi sebuah brand untuk menempatkan produknya menjadi pusat perhatian. Dari sudut pandang pabrikan asal Tiongkok, hal itu berarti pengembangan fitur kamera. Dari sinilah megapixel war dimulai dan akan semakin seru di 2019.
Pada Desember 2018, Huawei menggebrak dengan smartphone yang dilengkapi kamera beresolusi 48 megapiksel. Gelombang tren itu membesar di 2019. Beberapa brand seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, dan Vivo pun mengeluarkan smartphone dengan kamera beresolusi 48 megapiksel. Fitur itu terealisasi berkat ditanamnya sensor dari Sony dan Samsung di dalam perangkat.
Gebrakan resolusi itu beriringan dengan kenaikan jumlah kamera yang nangkring di smartphone. Dilansir dari Zeebiz, April lalu, puluhan smartphone dikenalkan dengan tiga atau lebih kamera. Analis Senior Perangkat dan Ekosistem Counterpoint Research Hanish Bhatia menuturkan, fitur tiga kamera awalnya mematok harga lebih tinggi. Namun, smartphone dengan fitur itu semakin umum dan terjangkau di 2019.
Kompetisi pun berlanjut ke babak baru. Pabrikan smartphone asal Tiongkok dalam waktu dekat akan mengenalkan ponsel pintar dengan fitur kamera beresolusi 64 megapiksel.
Rencananya, brand Realme yang berdiri pada Mei 2018 siap mengenalkan produk itu pada September 2019. Selain resolusi besar, Realme akan melengkapi smartphone itu dengan fitur
quad atau empat buah kamera! Fungsi masing-masingnya adalah kamera utama, lensa wide angle, fungsi makro, dan
depth sensor (menghasilkan efek bokeh ala kamera DSLR). Brand lain yang ikut bertarung di arena 64 megapiksel adalah Xiaomi. Awal Agustus 2019, Xiaomi akan mengumumkan salah satu smartphone-nya akan dilengkapi fitur kamera beresolusi 64 megapiksel plus quad camera system.
Rumor lebih gila lagi berembus bahwa Xiaomi siap melompat jauh dengan menghadirkan smartphone berkamera 100 megapiksel. Resolusi itu normalnya dimiliki kamera medium format yang kerap dipakai di industri periklanan atau modeling. Belum ada detail dan konfirmasi lebih lanjut mengenai hal itu. Namun, para ahli memprediksi produk itu siap dikenalkan pada tahun ini.
”Pada 2020, smartphone bakal didominasi dengan kamera beresolusi 100 MP. Berbagai brand bakal berada di bawah tekanan untuk mengintegrasikan teknologi terbaru tersebut pada smartphone milik mereka,” ungkap Bhatia.
Secara teori, megapiksel besar seharusnya menghasilkan gambar berkualitas lebih bagus. Hal serupa diulas MSN. Dengan megapiksel tinggi, sebuah kamera mampu menghasilkan foto lebih tajam, bahkan saat kondisi cahaya minim sekalipun. Objek juga dapat ditangkap dengan lebih akurat. Kemampuan zoom dan kualitas video pun ikut terdongkrak. Namun, berbagai hal itu bisa jadi tidak terwujud. Terutama jika kualitas sensor dan lensa kamera pada smartphone tidak bagus.
Perang megapiksel itu pada akhirnya menimbulkan satu pertanyaan. Apakah konsumen memprioritaskan fitur kamera sebagai pertimbangan utama dalam membeli ponsel pintar? Survei yang dirilis Google tentang tren smartphone di Indonesia berkata lain.
Lewat Smartphone Insight 2019, faktor utama yang jadi pertimbangan konsumen dalam membeli smartphone adalah kecepatan atau performa. Baik itu kecepatan alat maupun
provider. Peringat kedua dan ketiga adalah daya tahan bateri dan kapasitas memori. Fitur kamera menempati urutan nomor 12.
Daya tahan baterai juga menjadi pertimbangan konsumen pada survey yang dilansir Morning Consult. Bedanya, poin itu menduduki peringkat pertama. Posisi kedua dan ketiga adalah easy to use dan
memory storage. Kualitas kamera berada di peringkat lima. Lantas, mengapa pabrikan memilih melakukan pengembangan itu? Senior Director of Innovation And Trends di Consumer Technology Association Ben Arnold punya pendapat menarik.
Menurutnya, poin daya tahan baterai dan peningkatan kapasitas memori bukan bahasa marketing yang istimewa untuk dipresentasikan, terutama pada pengenalan produk baru. Hal paling menarik tetap pada pengenalan teknologi canggih atau terbaru. Pemilihan gimmick itu lebih mudah menarik sisi antusiasme konsumen dibanding dengan cara lain. Apalagi jika
brand tersebut mampu menjadi yang pertama mengenalkannya. Namun, produsen tetap memperhatikan kebutuhan dasar konsumen. Daya tahan baterai dan kapasitas memori tetap ditingkatkan. (ree/kkn)