Jawa Pos

Geliat Ekonomi Baru Terasa 15 Tahun Kemudian

-

Dampak ekonomi pemindahan ibu kota negara hingga kini masih dikaji. Beberapa pihak juga masih mempertany­akan pengaruh pemindahan ibu kota pada pertumbuha­n ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) maupun secara nasional. Berikut wawancara wartawan Jawa Pos Dinda Juwita dengan Direktur Eksekutif Institute for Developmen­t of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto. Adakah dampak pemindahan ibu kota pada pertumbuha­n ekonomi?

Indef sudah membuat kajian itu. Hasilnya, pemindahan ibu kota tidak banyak mendorong pertumbuha­n ekonomi. Artinya, yang lebih banyak diuntungka­n ya Kaltimnya. Efek ekonominya tidak banyak berpengaru­h, bahkan cenderung rendah. Padahal, pemerintah kan maunya bisa menyelesai­kan ketimpanga­n dan membuat sumber pertumbuha­n baru. Kaltim memang nanti akan naik. Tapi, sektor-sektor

Mengapa begitu?

Sebab, hingga kini konektivit­as antardaera­h belum terbangun optimal. Saat ibu kota ada di Jakarta, kan sudah terbiasa dengan konektivit­as yang bagus. Tapi, saat dipindah ke Kaltim, itu kan akan menambah cost. Ada potensi high-cost economy. Harus beli tiket pesawat dan lain-lain.

Lalu, dampak apa lagi yang berpotensi muncul dengan pemindahan ibu kota?

Potensi inflasi sangat besar. Pemicunya, nanti akan banyak orang yang ke sana, maka permintaan bakal bertambah. Tapi, pemenuhan kebutuhann­ya yang siap menyuplai ya dari Jawa. Penyebabny­a ya karena konektivit­as yang belum bagus sehingga harganya lebih mahal. Fenomena itu sama seperti saat ada Badan Rehabilita­si dan Rekonstruk­si (BRR) Aceh dulu. Inflasi di Aceh jadi besar, gaji lebih besar. Karena pada masa pembanguna­n memang diperlukan suplai.

Dengan bantuan beberapa BUMN yang sudah menyatakan dukungan dengan menggelont­orkan puluhan triliun rupiah, apakah hal itu bisa berpengaru­h pada pertumbuha­n?

Tetap saja pertumbuha­n ekonominya baru akan terasa beberapa tahun kemudian. Apalagi jika dana yang disiapkan masih puluhan triliun. Ekonomi kita itu gede banget. Dengan simulasi yang kita gunakan Rp 466 triliun saja, jumlah itu belum banyak berdampak, apalagi hanya puluhan triliun. Ya memang akan mendorong ekonomi Kaltim karena uang akan berputar di situ, tapi secara nasional tidak besar. Ada ongkos ekonomi yang dibutuhkan.

Berapa waktu ideal yang diperlukan hingga ada dampak ekonomi yang terasa?

Itu ada kaitannya dengan seberapa cepat wilayah tersebut bisa dibangun. Tapi, biasanya pola yang terjadi adalah lima tahun pertama itu fase pembanguna­n. Lalu lima tahun berikutnya masuk proses pengisian instansi atau bangunan infrastruk­tur itu. Lima tahun kemudian akan terlihat apakah ibu kota yang baru ini bisa menimbulka­n geliat ekonomi.

Bagaimana dampaknya pada Jakarta? Apakah iklim investasi masih menarik?

Secara umum saya rasa Jakarta masih menarik untuk investasi. Sebab, infrastruk­turnya sudah tersedia dengan cukup. Kota ini (Jakarta) sudah terbiasa dengan iklim investasi. Lalu Jakarta juga dekat dengan Singapura yang notabene adalah kutub pertumbuha­n bisnis di ASEAN. Artinya, kalau menjadi pusat bisnis, ya Jakarta masih tetap menarik. Walaupun misalnya nanti akan diciptakan sepuluh kota metropolit­an baru, Jakarta akan tetap leading dibanding kotakota yang lain.

 ?? DOKUMEN PRIBADI ??
DOKUMEN PRIBADI

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia