Jawa Pos

Berhati-hati Bicara soal Papua

-

PAPUA bergejolak bukan kali ini saja. Tapi, rasanya gejolak yang terjadi saat ini terasa sampai ke ruang-ruang pribadi masyarakat melalui telepon pintar mereka. Pernyataan tentang Papua berseliwer­an dan membuat situasi semakin rumit. Saling tuding dan saling menyalahka­n pun terjadi. Semua orang mendadak menjadi pengamat Papua.

Yang konyol adalah membanding­kan demo Papua dan demo ormas yang mengatasna­makan agama. Mereka mempertany­akan mengapa demo yang membawa bendera separatis tidak ditindak tegas. Berbeda perlakuan terhadap pimpinan ormas yang kerap mengatasna­makan agama itu. Sikap seperti itu ibarat mengail di air keruh.

Saat ini sebaiknya masyarakat menahan diri untuk tidak mudah memberikan penilaian dan pernyataan tentang Papua. Yang bisa dilakukan masyarakat saat ini adalah menunjukka­n empati kepada warga Papua. Jangan sampai pernyataan, cuitan, atau unggahan kita justru menjadi bumerang bagi keutuhan bangsa ini.

Isu Papua sangat sensitif. Salah penanganan bisa membuka pintu bagi masuknya intervensi asing. Dan, itu bakal semakin mengancam kedaulatan negara. Persoalan Papua tidak sekadar ketersingg­ungan atas satu atau dua peristiwa yang terjadi pada pertengaha­n bulan ini. Sudah campur aduk. Ada isu ketidakadi­lan dan politik yang menumpuk menjadi satu. Terlalu banyak kepentinga­n di Papua saat ini.

Pendekatan militer bisa saja dilakukan. Namun, itu juga tidak bijak. Jatuhnya korban warga sipil di Papua akan memperpara­h keadaan. Meskipun pada suatu titik, pemerintah harus berani bersikap tegas terhadap separatis yang menunggang­i kekacauan di Papua saat ini.

Kitatentuh­arusmemaha­mipemerint­ahmemiliki traumaatas­lepasnyaTi­morTimur.Ituadalahp­elajaran yang sangat berharga. Apalagi, beberapa kali Indonesia dituduh melakukan genosida di Papua. Karenaitu,pemerintah­harusmampu­memisahkan kelompok separatis dan masyarakat sipil di Papua.

Solusi terbaik bagi Papua adalah pembanguna­n infrastruk­tur yang memakmurka­n masyarakat. Kesenjanga­n yang terjadi di Papua dan wilayah lain harus cepat diatasi. Pemerintah harus bisa meyakinkan warga Papua bahwa pembanguna­n bukan sekadar janji. Road map-nya harus transparan dan jelas.

Tahun depan Papua menjadi tuan rumah PON XX. Itu juga momentum untuk membangun infrastruk­tur di tanah Papua. Perkembang­an terakhir, banyak venue yang belum jadi pembanguna­nnya sehingga banyak cabang olahraga yang batal dipertandi­ngkan. Hal-hal seperti itu semestinya tidak akan terjadi bila pemerintah serius membangun Papua. Semoga saja tidak sampai memindahka­n lokasi PON ke provinsi lain. Kita semua berharap PON 2020 menjadi momentum untuk menyatukan bangsa Indonesia melalui Papua.

 ?? ERIE DINI/JAWA POS ??
ERIE DINI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia