Tunggu Penurunan Bunga Kredit
JAKARTA, Jawa Pos – Pelaku industri otomotif berharap penurunan suku bunga acuan ke posisi 5,5 persen diikuti dengan suku bunga kredit. Saat ini suku bunga kredit mobil rata-rata berkisar 5–10 persen. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan, melihat eratnya kaitan suku bunga kredit dengan minat masyarakat terhadap pembelian mobil, pihaknya berharap dampaknya bisa segera terasa.
”Kami harapkan perusahaan leasing bisa meninjau kembali suku bunga mereka sehingga bisa membuat gairah masyarakat yang ingin membeli kendaraan,” ujarnya kemarin (30/8). Jongkie menyebutkan, seluruh perusahaan leasing tentu memiliki kebijakan sendiri terkait dengan waktu yang tepat untuk mulai melakukan penyesuaian bunga pinjaman. Dia berharap penyesuaian itu dapat dilakukan dalam tempo yang tidak terlalu lama sehingga bisa membantu konsumen yang ingin memiliki kendaraan.
Menurut dia, salah satu segmen yang paling membutuhkan suku bunga yang bersahabat adalah kendaraan niaga. Sebab, hampir semua kendaraan niaga seperti pikap, truk, dan bus dibeli secara kredit. ”Kendaraan niaga semuanya pakai leasing, sangat jarang ada yang membeli kendaraan niaga entah truk atau bus secara tunai,” tambahnya.
Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan hal serupa. ”Terkait dengan penurunan suku bunga ini, mudah-mudahan berdampak positif terhadap industri otomotif di tanah air,” ujarnya. Frans juga mengharapkan perusahaan pembiayaan tidak hanya memberikan bunga murah. Lebih dari itu, dia menginginkan adanya kelonggaran dalam persetujuan kredit bagi konsumen di industri otomotif.
Sementara itu, penjualan otomotif pada Januari–Juli 2019 masih melambat 13,75 persen ketimbang periode yang sama pada 2018. Pada periode ini, penjualan kendaraan tercatat 570.331 unit atau baru 52 persen dari target 1,1 juta unit tahun ini. Pada segmen kendaraan niaga, penjualan juga masih melambat. Pada semester I 2019, penjualan bus anjlok 14 persen, truk turun 21 persen, dan pikap 2 persen.