Bikin Proyek Subway, Hindari Sesar Mayjen Sungkono
Diskusi Wawali Whisnu dengan Geolog ITS
SURABAYA, Jawa Pos – Rencana besar untuk membuat transportasi masal sedang dikawal Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana. Setelah proyek trem tak lagi masuk dalam proyek strategis nasional, alternatif lain sedang dipikirkan. Yakni, membuat jalur kereta bawah tanah (subway)
J
Di banyak kota besar dunia, subway menjadi salah satu penopang utama sarana transportasi masal.
Lantaran berada di bawah tanah, angkutan masal itu tak berdesakan dengan kendaraan yang menggunakan jalan-jalan konvensional. Dengan demikian, arus lalu lintas angkutanmasaltersebuttakberimpitan dengan kendaraan pribadi.
Sore kemarin (30/8) Whisnu bersama tim bertemu dengan para ahli geologi ITS di salah satu ruangan di Gedung Teknik Geofisika. Mereka membahas potensipotensi gerakan tanah di Surabaya. Sebab, pernah tersiar kabar adanya sesar aktif di bawah Kota Pahlawan yang punya daya setidaknya 6,5 skala Richter.
Meski membicarakan masalah yang begitu serius, diskusi berjalan santai. Itu memang pembicaraan awal sebelum pembuatan feasibility study alias studi kelayakan.
Whisnu mengungkapkan, dirinya sengaja datang ke ITS untuk berdiskusi lebih dulu. Biasanya, para pakarlah yang diundang ke pemkot untuk berbicara dengan para birokrat di pemkot.
’’Agar lebih dalam. Sebab, ide ini baru awal kami luncurkan. Biar banyak pihak yang terlibat sehingga penataan Surabaya, khususnya di bidang transportasi, lebih bagus,’’ ungkap Whisnu.
Dia menyebutkan, subway dipilih sebagai alternatif transportasi masal lantaran trem sudah dikeluarkan dari proyek strategis nasional. Akhirnya, muncul ide untuk membuat transportasi masal yang tidak selevel dengan jalan. Tujuannya, jalanan Surabaya tidak semakin macet.
Sementara itu, pakar geologi ITS Amien Widodo memberikan gambaran adanya potensi gempa di Surabaya. Hal tersebut berdasar laporan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada 2017. Menurut kajian itu, ada patahan di Jawa Timur yang salah satunya juga melewati daratan Surabaya.
’’Di sekitar utara Mayjen Sungkono dan patahan Waru sekitar Karang Pilang. Adanya patahan ini mestinya diperhitungkan dulu sehingga realisasi proyek subway tidak bermasalah,’’ katanya.