Mulai Berebut Kursi Ketua Komisi
Penataan Alat Kelengkapan Dewan
Setelah itu, kami masih bahas revisi tata tertib. Apa ada pasal tambahan atau tidak.” ADI SUTARWIJONO Ketua DPC PDIP Surabaya
Dulu kami tak memiliki wakil ketua DPRD. Sekarang kan dapat. Idealnya, ada wakil kami di komisi yang jadi pimpinan di sana.’’ RENI ASTUTI Wakil ketua DPRD Surabaya dari PKS
Eling Pak Harto ngatur-ngatur, suwe-suwe lugur. Padahal, kurang opo strategine?” MUSYAFAK ROUF Ketua DPC PKB
SURABAYA, Jawa Pos – Suasana di DPRD Surabaya sedang menghangat. Perebutan kursi pimpinan komisi menjadi pembahasan yang cukup serius. Penentuannya tidak terlepas dari jumlah perolehan kursi partai. Lobi dan koalisi menjadi senjata utamanya. Masalahnya, sudah sepekan ini koalisi antarfraksi tersebut sulit terbentuk.
PDIP dianggap sebagai penentu dalam penetapan susunan pimpinan komisi tersebut. Partai itu memiliki 15 kursi di parlemen. Posisi kedua ditempati DemokratNasdem dengan 7 kursi. Enam fraksi lain hanya punya 4–5 kursi.
Dominasi PDIP terlihat jelas. Karena itu, seluruh fraksi di DPRD terdengar santer menjalin komunikasi dengan partai berlambang banteng bermoncong putih tersebut. Sebelum pelantikan, PKB dan Demokrat bahkan terdengar sedang menjalin komunikasi dengan mitranya di periode sebelumnya. Pada periode 2014–2019, DemokratdanPKBsama-samamendapatjatahsatuketuakomisi.Namun, informasi yang beredar hingga tadi malam, kesepakatan dua partai itu denganPDIPmasihalot.
Ketua DPC PKB Musyafak Rouf mengakui bahwa PDIP punya kekuasaan lebih besar saat ini. Namun, dia mengingatkan agar pembagian pimpinan fraksi dilakukan secara proporsional. PDIP diharapkan tak semaunya sendiri. ”Eling Pak Harto ngatur-ngatur, suwe-suwe lugur. Padahal, kurang opo strategine?” ujar mantan ketua DPRD Surabaya itu.
PKB merupakan partai dengan perolehan suara terbesar kedua setelah PDIP. Karena itu, menurut dia, porsi pimpinan komisi tak beda jauh dengan tahun lalu. PKB memperoleh jatah ketua komisi B dansekretariskomisiC.Kursiketua BadanKehormatanDPRDSurabaya juga dijabat politikus PKB.
Namun, harapan PKB tersebut, tampaknya, belum bisa direalisasikan dengan mudah. Ada banyak partai yang merapat ke PDIP. Jatah kursi PKB juga setara dengan Gerindra, PKS, dan Golkar yang samasama memiliki lima kursi.
Kehadiran Demokrat yang bergabung dengan Nasdem juga mengubah peta jatah ketua komisi tersebut.Kabarnya,PKBbakalmembentuk koalisi tandingan dengan partai lain. Namun, Musyafak membantahnya.Menurutdia,belum saatnya membuat keputusan itu. ”Enggaklahkarenaadapartaiyang ngajak-ngajakdewe,tapidilanggarlanggar dewe,” lanjutnya.
Dengan melihat kondisi yang sangat dinamis tersebut, PKS kabarnya juga menjalin komunikasi dengan PDIP. PKS yang tahun lalu tak mendapat jatah pimpinan komisi kini datang dengan kondisi berbeda. ”Dulu kami tak memiliki wakil ketua DPRD. Sekarang kan dapat. Idealnya, ada wakil kami di komisi yang jadi pimpinan di sana,” ujar Reni Astuti yang ditunjuk DPP PKS sebagai wakil ketua DPRD Surabaya.
Ketua sementara DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mewakili PDIP. Menurut dia, penentuan pimpinan komisi tersebut berjalan dinamis. Masih ada waktu untuk komunikasi karena pihaknya masih harus meresmikan pembentukan fraksifraksi dalam rapat paripurna Senin (2/9). ”Setelah itu, kami masih bahas revisi tata tertib. Apa ada pasal tambahan atau tidak,” katanya.