Ajak Olahraga agar Anak Bahagia

Pada Usia 6–9 Tahun, Kenalkan 4 Gerakan Dasar

SURABAYA, Jawa Pos – Anak yang bergerak aktif kadang membuat orang tuanya kewalahan. Namun, ternyata anak yang tak bisa diam justru mendapatkan banyak manfaat. Menurut Kunjung Ashadi, ahli fisiologi olahraga, gerakan yang sering dilatih akan membuat otak berkembang. Plus, saat olahraga, tubuh akan memproduksi hormon endorfin yang bisa menghilangkan stres dan meredakan rasa sakit.

”Karena itulah, setiap habis olahraga, seseorang akan merasa bahagia,” paparnya dalam The 3rd National Sport Science Meeting di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kemarin (30/8). Karena itu, sejak dini orang tua harus aktif mengajak anak berkomunikasi dan bergerak. ”Gerakan itu perlu dibiasakan mulai anak usia 0 sampai 18 tahun,” lanjutnya.

Orang tua, tegas Kunjung, penting untuk merangsang anaknya agar banyak bergerak. Pada usia 0–6 tahun, anak-anak dibebaskan untuk melakukan gerakan apa pun. Asalkan sesuai dengan ruang gerak sendi. Pada usia tersebut, anak masih melakukan gerakan yang tidak terkoordinasi dan terkendali. ”Kalau gerak dasar untuk usia selanjutnya, bisa meliputi lari, lompat, dan lempar,” katanya.

Pada usia 6–9 tahun, anak bisa melakukan gerakan dasar. Kunjung merekomendasikan empat gerakan. Yakni, gerak untuk melatih kekuatan, daya tahan, kecepatan, dan kelentukan. Selain itu, bisa dengan mengenalkan berbagai macam olahraga. ”Pada usia ini, anak-anak sudah bisa dikenalkan sebanyakbanyaknya olahraga,” kata laki-laki yang sekaligus dosen Fakultas Ilmu Olahraga Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut.

Jika anak sudah mengenal banyak macam olahraga, orang tua bisa mengarahkan anak untuk memilih satu olahraga yang disukainya. ”Kalau sudah begitu, anak tinggal melanjutkan menjaga kebugarannya dengan olahraga pilihannya itu,” papar laki-laki 38 tahun tersebut.

Atau, jika memang memungkinkan, anak bisa dilatih untuk berprestasi pada pilihan olahraganya itu.