Jawa Pos

Bisa Benar-Benar Tak Beroperasi dalam Dua Tahun

- Sepi Penumpang, Butuh Aturan Baru agar Tetap Hidup

SURABAYA, Jawa Pos – Eksistensi angkutan kota alias angkot di beberapa terminal di Surabaya Barat semakin menyedihka­n. Banyak trayek angkot yang sudah hilang dari peredaran. Artinya, moda transporta­si murah bagi masyarakat itu banyak yang tidak beroperasi. Hal tersebut tampak jelas di Terminal Dukuh Kupang. Tiga tahun terakhir setidaknya ada tiga trayek angkot yang tidak ada lagi di sana.

Menurut penuturan beberapa sopir angkot, salah satu trayek yang sudah punah adalah lin RDK (Romokalisa­ri–Dukuh Kupang– Kalianak). Trayek angkot itu dulu masih ada di Terminal Osowilangu­n (TOW). Selain itu, ada trayek DKB (Dukuh Kupang–Benowo) dan DKM (Dukuh Kupang– Menanggal) yang juga raib dari pandangan. ’’Saya nggak berani bilang punah. Mungkin unitnya masih ada di rumah-rumah, tapi sudah tidak dioperasik­an,’’ ujar salah seorang sopir.

Bukan hanya di Terminal Dukuh Kupang. Hal serupa terjadi di Terminal Balongsari. Di terminal tersebut, saat ini yang beroperasi hanya lin E. Angkot hijau itu masih setia melayani penumpang dengan rute Karangmenj­angan– Sawahan–Balongsari.

’’Sekarang memang tinggal lin E. Kalau lin LMJ, cuma lewat di depan, nggak sampai masuk terminal. Lin E saja dulu ada 100 armada. Sekarang yang aktif tinggal 32 unit,’’ jelas Bendahara Lin E Unit Kerja Terminal Balongsari Sugeng Hariadi. Dia menuturkan, sebelum angkot kalah saing dengan transporta­si darat berbasis teknologi online, di Terminal Balongsari masih ada lin TV. Angkot yang mengantar penumpang dari Surabaya Barat–Terminal Joyoboyo.

’’Makin jarang yang naik. Sepi. Anak-anak sekolah paling hanya satu dua. Kalau pagi tertolong ada penumpang dari Gresik yang mau kontrol atau periksa ke Karangmenj­angan (RSUD dr Soetomo, Red),’’ tambahnya. Sementara itu, Terminal Manukan bernasib lebih baik. Tidak ada trayek yang hilang di sana.

Hanya, jumlah armadanya memang DEWAN Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Transport Indonesia Moch. Subekti mengakui bahwa nasib angkot di Surabaya semakin memprihati­nkan. Termasuk di Surabaya Barat. Ada beberapa trayek angkot yang kini gulung tikar. Antara lain, lin jurusan Dukuh Kupang–Menanggal (RDK). ’’Sudah tak beroperasi sekitar menyusut drastis. Dilindas habis oleh moda transporta­si lain. Marimin, salah satu perwakilan sopir lin TV di Terminal Manukan, menuturkan bahwa peremajaan yang digagas pemkot hingga kini hanya wacana. Belum ada realisasi dan solusi yang nyata. Mewakili keresahan kawan-kawannya yang lain, Marimin merasa poin peremajaan untuk mengganti armada justru masih ambigu.

’’Yang bertanggun­g jawab nggak ada. Angkot ini kan hampir semua dua tahun lalu,’’ katanya.

Banyak faktor yang membuat bisnis angkot terus merosot. Di antaranya, tidak mampu mengikuti perkembang­an zaman. ’’Dibandingk­an dengan transporta­si online, penumpang lebih memilih yang praktis. Apalagi, ojol (ojek online, Red) bisa menjemput calon penumpang hingga depan rumah,’’ ungkapnya. milik pribadi. Kalau armadanya diganti, siapa yang nanggungbi­aya angsuran mobilnya? Kecuali ada bantuan yang diberikan,’’ jelas lelaki 56 tahun itu. Lin TV yang dikemudika­n tidak bisa melewati rute yang sama seperti dulu. Misalnya, Lontar–PTC, rute itu tidak akan dilewati kalau tidak ada penumpang yang turun di sana.

Susilo, rekan Marimin, mengeluhka­n hal serupa. Dia juga menyayangk­an semakin kecilnya perhatian terhadap angkot. Susilo

Angkot berjalan hanya sesuai dengan trayek. Kalaupun berbeda, itu hanya terjadi saat ada rekayasa lalu lintas. Karena itu, pemkot seharusnya bisa memberikan solusi. Menurunnya angkot yang beroperasi juga disebabkan sulitnya pengurusan surat tanda nomor kendaraan (STNK).

Subekti menjelaska­n, STNK angkot bisa terbit kalau diwadahi menyebut nasib angkot ibarat jatuh tertimpa tangga. Nasibnya terlindas transporta­si online. Ditambah rute Suroboyo Bus yang sama dengan trayek angkot. ’’Apalagi, bayarnya cuma pakai botol. Penumpang ya diambil semua sama bus merah. Kondisinya sudah hancur, malah diginikan. Mungkin mau dibunuh pelanpelan. Kalau betul-betul mati, kasihan semakin banyak penganggur­an,’’ ungkapnya dengan mimik sedih. koperasi. Jika atas nama perseorang­an, surat kendaraan tersebut tidak bisa terbit. Sementara itu, saat ini hampir seluruh angkot dimiliki para sopir. Artinya, tidak seperti dulu yang dimiliki oleh juragan.

’’Karena itu, kami butuh aturan untuk masalah ini. Jika tidak, dua tahun lagi angkot bisa benar-benar tak ada lagi,’’ tegasnya.

 ?? GUSLAN GUMILANG/JAWA POS ?? BUKAN LAGI PILIHAN: T er minal Manukan juga sepi penumpang kemarin. Di terminal ini memang tidak ada lin yang hilang, tetapi jumlah armada angkot menyusut drastis. Para sopir merasa nasib angkot ibarat jatuh tertimpa tangga.
GUSLAN GUMILANG/JAWA POS BUKAN LAGI PILIHAN: T er minal Manukan juga sepi penumpang kemarin. Di terminal ini memang tidak ada lin yang hilang, tetapi jumlah armada angkot menyusut drastis. Para sopir merasa nasib angkot ibarat jatuh tertimpa tangga.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia