Jawa Pos

KPU Nantikan Keseriusan Pemkot

- Perang Urat Saraf Mulai Terjadi dengan Vandalisme

SURABAYA, Jawa Pos – Mengantong­i empat kursi, meski masih baru, PSI tetap dilirik para kandidat untuk mendapatka­n tiket menuju pilwali Surabaya. Buktinya, setelah membuka pendaftara­n, hingga kemarin ada sebelas orang yang mengirimka­n permohonan direkom menjadi cawali/cawawali.

Jumlah pendaftar itu masih bisa bertambah. Sebab, pendaftara­n bakal ditutup pada 20 Oktober. Jumlah pendaftar di PSI bisa jadi menyamai jumlah pendaftar di PDIP yang mencapai 18 orang. Bisa juga lebih dari itu. ”Kami mempermuda­h pendaftara­n bagi yang tak sempat ke kantor. Mereka bisa mendaftar secara online,” ujar Ketua Panitia Konvensi PSI Jatim Wendik Arifiyanto kemarin.

Sebagai partai baru, PSI mampu menembus parlemen Surabaya dengan perolehan empat kursi. Mereka pun bisa membuat fraksi mandiri tanpa harus bergabung dengan fraksi lain. Di DPRD Surabaya partai yang tak bisa membuat fraksi sendiri hanya PPP (1 kursi), PAN (3 kursi), dan Nasdem (3 kursi).

Meski sudah bisa membentuk satu fraksi, PSI tetap harus membentuk koalisi partai untuk bisa mengusung pasangan calon (paslon) di pilwali nanti. Sebab, syarat pendaftara­n minimal adalah 10 kursi. Yang bisa maju tanpa koalisi hanya PDIP yang meloloskan 15 kadernya di parlemen.

Meski begitu, Wendik belum bicara tentang koalisi. Partainya masih berfokus pada agenda pendaftara­n. Setelah tuntas, proses selanjutny­a adalah menguji para calon itu dengan mengundang sejumlah akademisi dan tokoh masyarakat sebagai panelis. ”PSI tak akan menginterv­ensi hasil uji panelis itu,” kata dia.

Namun, masih ada tahapan lain. Yakni, uji publik. PSI bakal menunjuk lembaga survei independen untuk menentukan nama yang berhak mendapat rekomendas­i. ”Yang jelas, tak ada mahar politik bagi siapa saja yang mendaftar lewat PSI,” lanjutnya.

Sementara itu, di Nasdem jumlah pendaftar bertambah menjadi delapan orang hingga kemarin. Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Nasdem Surabaya Srihono Yularko menerangka­n, masa pendaftara­n di partainya masih berlangsun­g sampai 23 Oktober. ”Yang terakhir daftar ada Pak Sutjipto Joe Angga. Beliau akademisi dan pengusaha,” kata Srihono.

Lalu, bagaimana partai lain? Golkar kabarnya segera membuka pendaftara­n Oktober nanti. Sementara itu, PKB masih menunggu rekomendas­i dari pimpinan pusat. PKS sudah bergerak. Namun, penjaringa­n dilakukan secara internal partai. Gerindra belum memanasi mesin politiknya. Mereka masih menunggu dinamika yang terjadi.

Partai Demokrat juga akan membuka pendaftara­n. Namun, dua pekan belakangan nama Herlina Harsono Njoto banyak disebut-sebut sebagai calon tunggal dari partai berlambang Mercy itu.

Secara terpisah, perang urat saraf mulai terjadi di kalangan bawah. Di antaranya, terkait perang baliho. Hal itu menimpa baliho miliki Ketua Fraksi Demokrat Surabaya Herlina Harsono Njoto. Balihonya menjadi korban vandalisme.

Terdapat tulisan ”DPR Lucu” di pojok kanan bawah baliho milik Herlina yang terpasang di Kedung Baruk. Herlina baru tahu balihonya dicoret-coret setelah ramai di Instagram. Pemilik akun Frisky Diyar mengunggah tiga posting-an baliho itu kemarin siang.

Herlina langsung menanyakan apa maksud Frisky. Dia menanyakan mengapa Friski tahu keberadaan baliho-baliho milik Herlina. Padahal, lokasinya berjauhan. Yakni, di timur dan di pusat kota. Namun, foto-foto tersebut dia unggah dalam waktu bersamaan. ”Apa saya ada salah dengan Anda?” tanya Herlina.

Frisky menerangka­n bahwa dirinya tidak memiliki persoalan pribadi dengan Herlina. Dia juga tak memiliki maksud apa pun.

PENANDATAN­GANAN naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) dana pilwali 2020 hampir pasti belum bisa dilakukan pada 1 Oktober. Setelah pekan lalu ada pertemuan pemkot dengan KPU dan Bawaslu Surabaya, belum ada lagi pertemuan lanjutan untuk membahas anggaran tersebut. KPU dan Bawaslu menyatakan sudah menyerahka­n pengajuan anggaran. Sementara itu, pemkot akan membahas terlebih dahulu pengajuan tersebut di tim anggaran pemerintah daerah (TAPD).

Anggota KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist mengungkap­kan, pada 2019 hingga pengujung tahun memang ada agenda yang harus mereka jalankan. Terutama tahapan calon perseorang­an dan pendaftara­n pemantau pemilu. Meski tahapannya panjang, KPU Surabaya tetap harus membuat pengumuman atau sosialisas­i. ”Untuk tahun ini saja dianggarka­n sekitar Rp 1 miliar,” ungkap Naafilah kemarin (26/9).

Total anggaran yang diajukan KPU Surabaya sekitar Rp 124 miliar. Jumlah tersebut digunakan untuk penyelengg­araan seluruh kegiatan KPU Surabaya. Sudah ada PKPU 15/2019 tentang Tahapan Pilkada dan Permendagr­i 54/2019 tentang Pendanaan Pilkada. Bahkan, sudah ada pula edaran agar segera mengalokas­ikan dana dari APBD untuk pilwali tersebut.

Ketua Bawaslu Surabaya M. Agil Akbar menuturkan, pihaknya sudah menghitung ulang dana untuk pilwali tersebut. Total anggaran yang dibutuhkan dari sebelumnya Rp 26 miliar menjadi Rp 28,1 miliar. Jumlah tersebut terbagi untuk dua tahun anggaran, yakni Rp 907,4 juta pada 2019 dan Rp 27,2 miliar pada 2020. ”Karena itu menyesuaik­an jumlah TPS yang kelak diplot untuk pilwali. Yakni, 4.327 TPS. Jadi, mundake sak munu,” ungkap Agil.

Bawaslu Surabaya pun berharap pemkot segera mengundang mereka lagi untuk membahas anggaran tersebut bersama TAPD. Sebab, tahapan pilwali itu sebentar lagi berjalan.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i menyebutka­n bahwa pemkot tentu akan membahas terlebih dahulu anggaran yang diajukan KPU dan Bawaslu.

 ?? ALFIAN RIZAL/ JAWA POS ?? JADI KORBAN: Baliho Herlina yang kena vandalisme.
ALFIAN RIZAL/ JAWA POS JADI KORBAN: Baliho Herlina yang kena vandalisme.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia