Etika di Depan Publik
Publik Indonesia kembali disuguhi sebuah pemandangan tidak menyenangkan. Dalam sebuah talk show, anggota FPDIP DPR RI Arteria Dahlan berkata dengan nada tak sopan kepada Prof Emil Salim, menteri lingkungan hidup era Soeharto dan pengajar di UI.
Bukan hanya kepada Emil Salim, Arteria juga menunjukkan gestur kurang menyenangkan kepada pembicara lain dalam talk show tersebut. Menunjuk-nunjuk orang, memotong pembicaraan, kemudian dengan nada keras memberikan argumentasi ad hominem atau bahasa Jawa-nya nganyelke. ”Sesat”, ”Anda ini siapa?”, dan sejumlah katakata tak pantas lainnya.
Dalam wawancaranya dengan sejumlah media belakangan, alih-alih meminta maaf, jawaban Arteria juga membuat publik makin jengkel. Dia menyebut apa yang dilakukannya sudah pantas. Dia juga menyatakan siap ”mewakafkan diri untuk sebuah hal yang benar, meski tak populer di masyarakat”.
Tentu saja itu memancing kemarahan publik. Masyarakat, terutama warganet, melampiaskan kekesalan mereka dalam aneka cara. Mulai sekadar posting-an mengecam, membuat meme kocak tapi penuh sindiran tajam, hingga mengedit laman Wikipedia dengan kata-kata yang tak kurang merendahkan.
Apa yang dilakukan Arteria itu memang tak salah secara pidana. Dia dijamin dengan konstitusi bahwa tiap warga mempunyai hak berpendapat. Namun, yang jadi permasalahan adalah etikanya. Bagaimana cara mengungkapkannya.
Selain itu, perbuatan Arteria tersebut akan membuat DPR semakin tak dipercaya masyarakat. Tingkahnya yang arogan dan tak punya unggah-ungguh akan meruntuhkan kepercayaan kepada DPR yang sudah remuk sebenarnya.
Menunjukkan bahwa bangsa ini, selain punya krisis macam-macam, ternyata juga krisis adab. Beberapa tahun lalu salah seorang tokoh demo 212, Munarman, juga mengguyur Prof Thamrin Amal Tomagola dengan air dalam sebuah talk show.
Selain soal ekonomi dan infrastruktur, seharusnya bangsa ini juga memikirkan kurikulum pendidikan adab dan budi pekerti. Bukan hanya pendidikan formal link and match ke dunia kerja. Sebab, adab bangsa menjadi salah satu faktor penting dalam kemajuan sebuah negara.