Jawa Pos

Sederhana, tapi Indah dan Hangat

Setelah dibuat dark dengan film Joker, inilah saatnya kita mepikiran dengan film yang ringan dan

-

Abominable: Petualanga­n Yi Mengantar Pulang Yeti ke Everest

refresh

fun. Abominable,

film animasi hasil kolaborasi DreamWorks dan Pearl Studio, merupakan pilihan yang tepat. Film itu tak hanya menghibur, tapi juga memanjakan mata.

FILM Abominable berangkat dari cerita yang cukup sederhana. Berlatar belakang Kota Shanghai, Tiongkok, hidup seorang gadisberna­maYi(ChloeBenne­t).Yimendapat ’pukulanker­as’ setelahaya­hnyamening­gal. Dialebihte­rtutupterh­adapsangib­u(Michelle Wong) dan neneknya (Tsai Chin). Hingga suatuhari,munculseek­orYeti(JosephIzzo) di atap rumahnya.

Yeti adalah tangkapan yang kabur. Berkat kelembutan hati dan kemampuan Yi dalam bermain biola, makhluk yang dianggap hanya mitos belaka itu menjadi sangat penurut. Yi memberinya nama Everest.

Everest dikejar pengusaha bernama Burnish (Eddie Izzard) dan zoologist Dr Zara (Sarah Paulson) yang terus memburunya untuk dipamerkan dan dijadikan bahan eksperimen. Yi bertekad mengantar Everest pulang ke tempat asalnya, puncak Everest.

Yi tidak sendiri karena ditemani sahabat masa kecilnya, Jin, yang suaranya diisi Tenzing Norgay Trainor. Pengisi suara Jin adalah cucu Tenzing Norgay, satu di antara dua orang pertama yang berhasil mencapai puncak Everest.

Tanpa sadar, petualanga­n itu justru membawa Yi ke tempat-tempat indah yang selama ini diimpikann­ya bersama sang ayah.

Skenario yang ditulis sutradara Jill Culton ini cenderung bermain aman. Ceritanya terasa familier dengan beberapa film animasi sebelumnya. Misalnya saja, Smallfoot (2018) yang juga berkisah tentang Yeti dan How to Train Your Dragon (2010). ’’Tidak ada hal baru yang ditawarkan. Standar saja. Soal menjadi kuat bersama, tentang bersikap baik terhadap alam, ditambah dengan lagu Coldplay (Fix You, Red) yang muncul saat momen yang menghangat­kan hati,’’ komentar Nick de Semlyen, kolumnis Empire.

Untung saja, film tersebut mengambil latar Tiongkok. Jadi, ada unsur budaya dan nuansa berbeda jika dibandingk­an dengan beberapa film serupa lainnya. Setidaknya kita mendapat cerita dari sudut pandang yang tak biasa. ’’Akhirnya, kita terbebas dari batasan dunia dongeng dan pinggiran kota Amerika (yang biasa menjadi latar film animasi, Red),’’ tulis Clarisse Loughrey, kolumnis The Independen­t.

Meski skenariony­a standar, Abominable

layak ditonton karena visualnya spektakule­r. Perjalanan Yi, Jin, Peng, dan Everest yang melintasi Shanghai, gurun pasir Gobi, hingga tiba di Himalaya digambarka­n dengan indah. Juga, nuansa magical yang ditunjukka­n Everest atau saat Yi memainkan biolanya di atas Leshan Giant Buddha, Sichuan.

Selain itu, tak bisa disangkal bahwa bentuk dan tingkah Everest sangat menggemask­an. Film itu juga membikin penonton tertawa dengan candaannya yang ringan. Semua itu sangat cukup bikin hati hangat. ’’Petualanga­n animasi ini manis dan menghibur sehingga penonton senang dan teredukasi tentang budaya,’’ komentar Sandie Angulo Chen, kolumnis Common Sense Media. Satu lagi, menggarisb­awahi pentingnya keluarga, persahabat­an, dan kerja sama. Account Executive Karyawan

 ?? DREAMWORKS ANIMATION ??
DREAMWORKS ANIMATION
 ?? D O ?? ERLINA MASLIHATIN
D O ERLINA MASLIHATIN
 ?? K D O ?? ELVINA DAMARA
K D O ELVINA DAMARA

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia