Jawa Pos

Uji Kompetensi Bukan untuk Penilaian

-

SURABAYA, Jawa Pos – Uji kompetensi yang dilakukan Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembang­an Kemendikbu­d berakhir hari ini. Selama tiga hari, siswa dari 26 sekolah sasaran mengerjaka­n uji kompetensi tersebut.

Kepala Pusat Pendidikan (Kapuspendi­k) Kemendikbu­d Mochammad Abduh menegaskan, uji kompetensi itu bukan merupakan ujian. Apalagi dijadikan alat untuk melihat capaian siswa dalam UNBK tahun depan. ”Sifatnya bukan ujian. Bukan juga menilai kemampuan siswa dalam UN yang tahun depan mereka kerjakan,” terangnya saat ditemui diselasela kunjungan di Surabaya kemarin (10/10).

Namun, uji kompetensi tersebut lebih bertujuan mendapatka­n keyakinan bahwa soal yang diterbitka­n bisa dipahami siswa-siswa pada level setara di sekolah yang berbeda. ”Jangan sampai ada sekolah yang prestasiny­a masih rendah, tapi punya persepsi berbeda terhadap substansi soal yang sama,” imbuhnya.

Dengan uji kompetensi tersebut, siswa diharapkan bisa memahami dengan baik proses tes dengan komputer. Mulai login hingga waktu pengerjaan dinyatakan berakhir. ”Kalau ada kendala seperti komputer mati atau tiba-tiba logout, itu wajar. Bekerja dengan jaringan atau sistem tidak berarti nol masalah,” terangnya.

Sementara itu, untuk pemilihan sekolah, ada beberapa indikator yang digunakan. Salah satunya, sekolah dengan prestasi yang variatif. Yang diambil adalah sekolah dengan prestasi tinggi, menengah, dan biasa. Yang bisa mewakili keragaman siswa dalam memahami soal-soal uji kompetensi. ”Jadi, mereka mewakili tiga level sekolah itu. Ada sekolah yang dapat tes untuk kelas X. Ada juga yang dapat kelas XI dan XII,” katanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia