Jawa Pos

Serang Masjid, Renggut 62 Nyawa

Juli–September Paling Mematikan

- ciated Press.

KABUL, Jawa Pos – Kekhusyuka­n jamaah salat Jumat salah satu masjid di Distrik Haska Mena, Provinsi Nangarhar, Afghanista­n, buyar kemarin (18/10). Sebuah ledakan hebat mengguncan­g area masjid. Atap tempat ibadah yang sedang dipadati jamaah itu juga ambruk. Sedikitnya 62 orang meninggal dan tidak kurang dari 36 korban lainnya terluka akibat insiden tersebut.

”Anak-anak dan lelaki dewasa menjadi korban dalam insiden tersebut,” kata Attahullah Khogyani, juru bicara kantor gubernur Nangarhar, kepada Asso

Itu terjadi karena salat Jumat merupakan ibadah wajib bagi laki-laki.

Penyelidik­an awal menyebutka­n, ledakan hebat tersebut disebabkan bom. Namun, jenis bahan peledaknya belum jelas. Terkait dengan metode serangan, menurut aparat, hampir pasti insiden itu dilancarka­n oleh pelaku bom bunuh diri. Tapi, tidak tertutup kemungkina­n jenis serangan lain. Yang jelas, serangan tersebut juga melibatkan bom.

Sejauh ini, belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggun­g jawab atas ledakan maut tersebut. Tapi, Nangarhar merupakan provinsi yang identik dengan ekstremis. Yakni, Taliban dan ISIS. Dua kelompok yang masuk daftar teroris versi Amerika Serikat (AS) itu bercokol di kawasan timur Nangarhar.

Zahir Adil, juru bicara dinas kesehatan umum provinsi, melaporkan bahwa 23 korban luka dilarikan ke rumah sakit di Jalalabad. Di ibu kota provinsi itu, rumah sakit punya peralatan medis yang lebih lengkap. Dokternya pun lebih banyak dan lebih mumpuni. ”Yang lukanya tidak terlalu parah dirawat di beberapa klinik di Haska Mena.”

Kemarin Agence France-Presse melaporkan bahwa jumlah korban tewas merangkak naik. Awalnya, media itu menyebutka­n bahwa 28 nyawa melayang dalam ledakan tunggal tersebut. Namun, jumlah korban tentu bisa bertambah. Sebab, saat itu banyak jamaah di dalam masjid. ”Saat itu ada sekitar 350 jamaah,” ujar Omar Ghorzang, saksi mata.

Sebagian besar korban adalah jamaah yang tertimpa atap. Petugas medis pun harus bekerja sama dengan aparat dan warga setempat untuk mengevakua­si jamaah dari balik reruntuhan.

Pada hari yang sama, enam warga sipil tewas akibat ledakan bom di Provinsi Herat. Bom yang menewaskan empat bocah itu, kabarnya, ditanam di pinggir jalan. Sehari sebelumnya, di Distrik Zawal kelompok ekstremis menyerang warga sipil. Lima orang terluka dalam insiden tersebut.

Ledakan bom di masjid Haska Mena itu terjadi selang sehari setelah PBB merilis laporan tentang prahara kemanusiaa­n di Afghanista­n. Dalam laporan itu disebutkan, kematian terbanyak terjadi pada periode Juli– September. ”Sebanyak 2.563 warga sipil tewas dan 5.676 lainnya terluka selama sembilan bulan pertama tahun ini,” terang Sekjen Khusus PBB untuk Afghanista­n Tadamichi Yamamoto.

Selama sembilan bulan itu, menurut Yamamoto, 62 persen penyebab kematian adalah ekstremis. Pada rentang Juli–September, korban tewas mencapai 1.174 orang. Sedangkan 3.139 lainnya terluka. Jumlah korban meningkat 42 persen jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun lalu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia