Bauran Kebijakan BI Jaga Kestabilan Ekonomi
Simposium Bank Indonesia Sekaligus Pelantikan ISEI
DI tengah gejolak kondisi ekonomi global, resep jamu Bank Indonesia ampuh jaga stabilitas perekonomian Indonesia. Begitu yang disampaikan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Simposium Bank Indonesia pada Jumat (18/10).
Resep jamu tersebut adalah bauran kebijakan Bank Indonesia yang terdiri atas kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar keuangan, dan ekonomi keuangan syariah. Di hadapan anggota Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Perry menjelaskan setidaknya terdapat beberapa tantangan global yang perlu diperhatikan. Di antaranya, perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok. Akibat dari perang dagang sedikit banyak dapat mencelakakan semua negara termasuk Indonesia.
Tak hanya itu, Perry menuturkan pula bahwa arus modal asing yang diterima Indonesia juga dalam kondisi volatil atau mudah ke luar dan masuk. Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Namun, yang paling terasa saat ini adalah perubahan perilaku ekonomi dengan hadirnya financial technology dan ekonomi digital. Kehadiran tersebut memberikan kemudahan masyarakat untuk melakukan transaksi atau mendapatkan pembiayaan modal untuk membuka sebuah usaha. Contohnya, dengan peer-to-peer lending atau crowdfunding.
”Dengan begitu, untuk mengatasi tantangan ini tak bisa hanya menggunakan kebijakan dari BI, tetapi perlu adanya sinergi dari seluruh stakeholder seperti ISEI, pelaku bisnis, pemerintah pusat, dan daerah untuk bersamasama memajukan ekonomi,” jelasnya.
Oleh karena itu, salah satu solusi adalah menemukan dan memperkuat sumber-sumber pertumbuhan ekonomi nasional dalam jumlah besar. Perry menjelaskan setiap daerah memiliki sumber dan potensi masing-masing yang dapat diprioritaskan.
Untuk mencetak potensi tersebut menjadi aktual perlu adanya kebijakan dan regulasi. Di antaranya, aturan kemudahan izin, pajak, dan membentuk kawasan ekonomi khusus. Harapannya, investasi asing dapat masuk dan menciptakan sumber perekonomian yang semakin kuat.
Dari bauran kebijakan ekonomi di Indonesia itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran 5,0–5,4 persen dan meningkat menuju titik tengah kisaran 5,1–5,5 persen pada 2020. Sementara itu, inflasi diperkirakan tetap rendah dan stabil. Hal itu ditunjukkan pada inflasi 2019 diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,5 plus minus 1 persen dan terjaga sekitar 3,0 plus minus 1 persen pada 2020.
Bersaman dengan acara itu, dihelat juga pelantikan ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur periode 2019–2022. Prosesi pelantikan dilakukan oleh Perry Warjiyo.
’’Diharapkan, pergantian ini dapat meningkatkan kontribusi dalam pengembangan ekonomi daerah khususnya Surabaya dan Jawa Timur,” kata Ketua ISEI cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur Eko Purwanto.