Diteriaki Maling, Bangkit Juga Dihajar Warga
BANGKIT Maknutu Dunirat ternyata dilemparkan dari atas jembatan dalam kondisi hidup. Dia pun tewas. ”Ketinggiannya sekitar 50 meter,” tutur Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata sembari menggelengkan kepala. Dia tidak habis pikir dengan tindakan sadis pelaku. Leo menyatakan bahwa pembunuhan terhadap korban bisa dibilang terstruktur.
Di mobil yang dipakai para pelaku sudah tersedia pisau penghabisan. ”Awalnya mau ditusuk,” jelasnya. Bambang yang menjadi inisiator penculikan urung melakukan karena dilarang temannya
J
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran menuturkan, kesempatan korban untuk hidup sebenarnya ada setelah dimasukkan ke mobil di diler Jalan Ahmad Yani. Mobil yang dipakai pelaku terjebak macet di Jalan Ketintang. Bangkit yang belum diikat kemudian menendang pintu untuk keluar. ”Berhasil,” jelasnya.
Namun, para pelaku meneriakinya maling. Bangkit dituduh sebagai pencuri yang baru saja diamankan. Dia mau dibawa ke kantor polisi. Ironisnya, warga sekitar yang awalnya menolong saat dia terjatuh juga percaya. Mereka malah menghajarnya. ”Ya, cukup kami sayangkan kenapa warga bisa cepat percaya begitu saja,” ungkapnya.
Bangkit, kata Sudamiran, kemudian dimasukkan lagi ke mobil oleh para pelaku. Emosi Bambang cs memuncak karena korban sempat berniat kabur. ”Dihajar lagi. Lebih parah,” kata polisi asal Ngawi tersebut. Bambang kemudian berniat menusuk korban dengan pisau yang sudah disiapkannya. ”Dicegah oleh yang lain,” sambungnya.
IM, salah seorang pelaku yang masih buron, kemudian melontarkan ide. Dia usul agar korban dibuang dari atas Jembatan Cangar, Batu. ”Lokasinya sepi,” jelasnya. Bambang pun setuju.
Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya Iptu Giadi Nugraha menambahkan, korban langsung diturunkan dari mobil begitu sampai jembatan. Bambang dengan penuh emosi menyeretnya keluar. Dia bahkan sempat membenturkan kepala korban ke besi pembatas jembatan. ”Baru dilempar,” ujarnya.
Bangkit, lanjut dia, masih hidup saat itu. Bambang dan pelaku lain bahkan sempat mendengarnya berteriak sesaat setelah dilempar. Disusul suara benturan keras dari bawah jembatan. Setelah melakukan perbuatan biadab tersebut, para pelaku pulang ke rumah masing-masing.
Bambang sendiri merasa menyesal. Dia berdalih gelap mata karena korban sempat berulah dengan memaksa keluar mobil di Jalan Ketintang. ”Awalnya mau ke kantor polisi,” sebutnya. Namun, dia hanya diam saat disinggung soal pisau penghabisan yang sudah disiapkan.
Bambang sebagai suami tentu saja perhitungan dengan pengeluaran keluarga. Dia tidak rela istrinya harus terus mencicil kredit yang tidak semestinya. Bambang pun berujar suatu saat akan balas dendam. Melaporkan Bangkit ke polisi. Rulin diminta mengabari kalau suatu saat bertemu Bangkit.
Nah, pada Senin (14/10), Rulin yang sedang mengikuti pelatihan kerja di sebuah diler di Jalan Ahmad Yani melihat korban sekitar pukul 13.00. Bangkit juga menjadi peserta pelatihan itu. Rulin spontan mengabari suaminya untuk datang.
Bambang yang sedang bekerja memintanya menahan korban. Bangkit diupayakan agar tidak pergi dulu. Rulin setuju dan menyanggupi. Hingga pukul 16.00 Bambang akhirnya tiba. Dia datang dengan mengemudikan Suzuki Ertiga bernopol W 1805 VB. Dia mengajaktemannya.Yakni,Kresna Bayu, warga Jalan Nyamplungan, Semampir;danduaoranglainyang masih buron. Masing-masing berinisialRK,wargaTaman,Sidoarjo; danIM,wargaLamongan.Belakangan, satu pelaku lain yang juga teman Bambangmenyusul.Yakni,Rizaldy Firmansyah, warga Jalan Dinoyo.
Diketahui, mereka mau menemui Bangkit karena solidaritas saja. Bambang mengaku akan membuat perhitungan dengan seseorang yang mengganggu keluarganya. ”Di sana, korban dipaksa masuk ke dalam mobil,” jelasnya.
Bangkit bukannya tidak melawan. Dia sebenarnya berontak. Tetapi, kalah jumlah. Bangkit yang saat itu tersudut hanya bisa pasrah. ”Dalih para pelaku, korban akan dibawa ke kantor polisi,” ungkap Leo.
Mendengarpenjelasanitu,beberapa pegawai lain yang tidak tahu apa-apa mendukung para pelaku. Memaksa korban masuk mobil.
Leo memaparkan, titik terang perkara penculikan itu berawal dari rekaman video amatir milik salah seorang saksi. Mantan Kapolres Mojokerto tersebut mengatakan bahwa detik-detik korban dipaksa masuk ke mobil pelaku direkam oleh teman Bangkit. Dia juga berasal dari Malang.