Hasto Sebut Risma Rekom Nama
Arif Afandi Bertemu Ketua DPRD Surabaya
SURABAYA – Peta bakal calon yang diusung PDIP untuk pilwali Surabaya berpotensi berubah. Sebab, DPP PDIP masih membuka pendaftaran bakal calon untuk pilwali 2020. Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini disebut sudah merekomendasikan sosok yang akan meneruskannya.
Kabar tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristyanto di kantor DPD PDIP Jatim kemarin. Dia menyatakan, pendaftaran bakal calon di DPP PDIP masih terbuka. DPP memberi waktu hingga akhir Oktober. ”Kader yang memiliki potensi masih ada kesempatan,” katanya kemarin.
Terkait sosok usulan Risma, Hasto menyatakan bahwa sosok tersebut dinilai selaras dengan visi dan misi Risma. Dengan begitu, pembangunan yang dirintis 10 tahun terakhir bisa berlanjut. Kabar Risma mendaftarkan nama kepada DPP PDIP bukan hal baru. Beberapa sumber pernah menyuarakan isu tersebut. Selain itu, Risma disebut kerap memberikan masukan kepada DPP tentang sosok yang dianggap mampu melanjutkan kepemimpinannya.
Hasto menegaskan, PDIP sangat selektif dalam mengusung calon. Karena itu, PDIP mempersiapkan siapa bakal calon itu secara matang. Mulai pemetaan politik, pembelajaran kredibilitas dan karakter bakal calon, hingga kemampuan bakal calon dalam memimpin.
Dia juga menyatakan, PDIP ingin mencari sosok pemimpin yang serius. Dia mencontohkan Risma yang berhasil membawa perubahan untuk Kota Surabaya. Selain itu, PDIP sudah melihat kondisi di lapangan. ”Intinya, masyarakat ingin sosok pemimpin yang seperti Risma,” ucapnya.
Kabar tersebut mengubah peta bakal calon yang mendaftar di DPD maupun DPC. Ada 18 nama yang mendaftar di tingkat DPD maupun DPC. Salah satunya Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana. Whisnu yang sempat memimpin DPC PDIP mendapat dukungan secara aklamasi dari seluruh PAC di Surabaya. Ada juga Dyah Katarina. Istri mantan Wali Kota Surabaya Bambang D.H. bahkan sudah menyebar baliho soal pilwali.
Pada hari yang sama, mantan Wakil Wali Kota Surabaya Arif Afandi bertemu Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono. Kedatangan Arif mengagetkan anggota dewan. Mereka bertanya-tanya apa yang dibicarakan salah satu mantan pimpinan Surabaya itu bersama Adi yang juga menjabat ketua DPC PDIP.
Banyak yang menduga pertemuan dua tokoh itu menyangkut pilwali. Namun, Arif langsung mengklarifikasi hal tersebut begitu dirinya keluar dari ruangan ketua DPRD. ”Enggaklah. Saya sudah tua. Waktunya yang muda-muda,” katanya.
Arif datang bukan untuk mewakili parpol mana pun. Dia datang sebagai ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Surabaya. Dia berharap program pemerintahan sejalan dengan program DMI. Apalagi pekan depan DMI bakal mengadakan musyawarah daerah.
Mengenai pilwali, Arif yakin Surabaya tidak akan krisis calon. Parpol bakal berhati-hati untuk menentukan siapa yang pantas meneruskan kerja Risma.
Dia menerangkan bahwa saat Surabaya dipimpin Bambang D.H., perencanaan pengembangan kota dilakukan besarbesaran. Bambang lantas menggandeng Risma di pemerintahan dengan menjadi wakil wali kota. Arif yang saat itu juga maju pilwali menilai Risma berhasil meneruskan apa yang sudah dikerjakan BDH pada periode sebelumnya.