Kompetensi Mumpuni, Siap Mengabdi pada Negeri
”Tetaplah menjaga jati diri Wijaya Kusama yakni dan Sebab, karakter itu akan menjadikan kita sebagai manusia yang bermanfaat,” kata Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) Prof Sri Harmadji dr Sp THT-KL(K) kepada 542 wisudawan.
WISUDA UKWS berlangsung pada Sabtu (19/10) di Bangsal Pancasila, UWKS. Prosesi diawali dengan teatrikal Raden Wijaya Kusuma yang diceritakan sebagai sosok teguh dalam perjalanan menjadi insan intelektual. Harapannya, semua lulusan UWKS dapat meneladani kharisma Raden Wijaya Kusuma.
Para wisudawan terdiri atas fakultas teknik, pertanian, hukum, ekonomi dan bisnis, ilmu sosial dan politik, bahasa dan sains, kedokteran, serta kedokteran hewan dari jenjang ahli madya (D-3), sarjana (S-1), dan magister (S-2). ”Sekali lagi selamat untuk seluruh orang tua dan keluarga wisudawan. Meski telah lulus, moto anggung winbuh linuwih atau selalu tumbuh dan berkembang harus tetap dipegang,” terang Sri Harmadji. Sebab, menjadi insan intelektual adalah mereka yang terus selalu belajar.
Harmadji juga memberikan contoh jejak para alumni yang selalu memegang teguh moto tersebut. Di antaranya, Ernawati PhD yang memperoleh beasiswa dari Bank Dunia. Dia kemudian mendapatkan pengalaman kerja sebagai konsultan di berbagai lembaga internasional.
Selain itu ada dr Ang Liana Sari yang menerima penghargaan dari Presiden Joko Widodo sebagai pejuang kesehatan di daerah pedalaman. Bahkan, dirinya menerima penghargaan Kick Andy Hero pada 2016. Hal itu menjadi salah satu kisah inspiratif yang patut ditiru oleh semua alumni.
UWKS saat ini memiliki lulusan sebanyak 38.070. Menurut laporan dari UPT pusat karir UWKS, daya serap lapangan kerja untuk lulusan tahun 2014–2017 menyentuh angka 80 persen. Alumni mendapatkan pekerjaan dalam rentang waktu kurang dari tiga bulan setelah lulus.
Hal tersebut menunjukkan bahwa UWKS telah berhasil mencetak lulusan yang memiliki kompetensi mumpuni untuk langsung terjun di dunia kerja. Oleh karena itu, UWKS terus bertransformasi untuk selalu relevan pada era revolusi industri 4.0.
Sarana pembelajaran telah dikembangkan melalui aplikasi e-campus. Tahun lalu UWKS juga mengaktifkan repositori institusi untuk mengunggah semangat penulisan karya ilmiah di kalangan civitas academica. UWKS kerap menyabet penghargaan. Di antaranya, silver awards pada ajang International Innovation and Invention Challenge Via Exhibition 2019 pada 25-26 September lalu di Politeknik Sultan Mizan Zainal Abidin, Dungun, Trengganu, Malaysia.
Tim UWKS yang terdiri atas Victor Decha Zhevanya, Dinda Firly Amalia, Yuka Nabilah, Dimas Saputra, dan Michelle Lau mempresentasikan inovasi produk yang terbuat dari bunga rosella. ”Di Pusharang, Kediri, petani cuma bikin produk teh dari rosella. Padahal, rosella bisa dibikin produk yang lain seperti selai dan masker wajah,” tutur Michelle.
Dari prestasi itu, UWKS memberikan beasiswa kepada lima orang tersebut bebas biaya SPP selama 18 bulan. ”Masingmasing dari mereka mendapatkan beasiswa sekitar Rp 27 juta,” ungkap Kepala Humas dan Biro Administrasi Kemahasiswaan Andi Aruji.