Unisma Menuju World Class University
Tingkatkan Kualitas Dosen dan Mahasiswa
INOVASI dan pembenahan di berbagai bidang terus dilakukan Universitas Islam Malang (Unisma). Fasilitas kampus ditambah, gedung dibangun, dan kualitas output mahasiswa semakin ditingkatkan. Unisma berupaya menjadi world class university. Kegigihan itu mulai menampakkan hasil. Unisma kini tak hanya eksis di skala nasional, namun juga mulai dikenal dalam ekosistem pendidikan internasional.
Unisma makin mematangkan langkah demi mencapai target menjadi rujukan perguruan tinggi dengan world class university. Rektor Unisma Prof Dr H Maskuri MSi menuturkan, berbagai hal disiapkan untuk mencapai target tersebut. ”Kami menyiapkan langkah, bukan cuma dari fasilitas kampus, tapi juga dengan memperdalam ilmu para dosen,” ujarnya.
Pelengkapan sarana dan prasarana adalah salah satu langkah konkret yang sudah ditempuh. Menurut Maskuri, gedung Unisma kini dibangun hingga lantai 9. Fasilitasnya pun semakin lengkap. Dana senilai Rp 20 miliar digelontorkan untuk melengkapi peralatan laboratorium. Hal itu demi membuat kegiatan belajar mahasiswa semakin mudah.
Peningkatan kualitas dosen juga menjadi langkah lain dalam mengembangkan Unisma. Terkait hal itu, Unisma memfasilitasi para dosen menelurkan karya ilmiah tiap tahun. Penulisan karya ilmiah akan memacu dosen untuk terus mengembangkan diri dan upgrade keilmuannya.
”Lalu kita jadikan itu semua sebagai bahan di pusat library,” ungkap Maskuri. Pihaknya kini sedang menyusun enam buku keagamaan. Buku-buku keagamaan itu diharapkan Maskuri dapat berkontribusi terhadap bangsa dan negara.
Unisma sejauh ini telah bekerjasama dengan 28 negara untuk student exchange. Di antaranya, Rusia, Amerika Serikat, Yordania, Libia, Jepang, Tiongkok, dan Mesir. Unisma setiap tahun juga kedatangan mahasiswa asing.
Selain pertukaran pelajar, sebanyak 28 negara itu juga bekerjasama dalam hal lain. Di antaranya adalah kurikulum bersama, hingga berbagi karya ilmiah atau research. Tiap tahun, Unisma juga dikunjungi puluhan rektor dari 14 negara dan 30 delegasi. Kedatangan itu dalam rangka mempelajari kurikulum yang dipakai Unisma.
Unisma juga menyediakan sebuah wadah bagi mahasiswa yang ingin memasarkan produknya. ”Mahasiswa bisa mengajukan proposal lalu dipresentasikan. Jika lolos, produk mereka akan dibiayai dan dipasarkan di Unisma. Hal tersebut sesuai dengan pendidikan kini yang berbasis entrepreneur untuk menghadapi era revolusi industri 4.0,” ujar Maskuri.
Kami menyiapkan langkah, bukan cuma dari fasilitas kampus, tapi juga dengan memperdalam ilmu para dosen.”