Jawa Pos

Bikin Sehat Mental

-

RUTE trail run yang cenderung lebih panjang dan sulit juga diutamakan Vonny Thorley. Perempuan kelahiran 20 Maret 1975 itu mengaku lebih nyaman berlari di alam yang tidak pasti track-nya. ’’Rute yang beragam juga bikin lebih waspada dan melatih refleks kita,’’ ucap salah seorang pengurus komunitas Jimbarun tersebut.

Vonny melanjutka­n, saat berlari di alam, pandangan mata bakal menentukan keputusan untuk arah melangkah. Itu harus dilakukan dalam hitungan detik. ”Kalau salah langkah, kita bisa jatuh atau tersandung,” katanya.

Alih-alih terasa berat, hal tersebut menjadi keseruan tersendiri. Itu juga jadi salah satu faktor yang membuat Vonny mencintai trail run. ”Adrenalin lebih kencang saat ikut trail run,’’ imbuh alumnus Universita­s Widya Mandala Surabaya tersebut.

Bukan hanya itu, pelari trail bisa menikmati pemandanga­n dengan aura yang berbeda di setiap kilometer. ”Jadi lebih bahagia dan bikin sehat mental,” ujarnya, lantas tertawa.

Namun, bukan berarti perjalanan trail run Vonny selalu mulus. Saat mengikuti Ijen 42 pada 2017, dia pernah mengalami cedera parah. Lututnya robek karena terantuk batu. Kakinya pun banjir darah.

’’Kaus kaki itu sudah basah. Basah darah. Hampir DNF, kemudian ditolong pelari lain sampai finis,” ungkapnya. Waktu itu Vonny sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri. Namun, akhirnya dia berhasil finis. ”Delapan setengah jam finisnya,” lanjutnya.

Tolong-menolong sesama runner saat ikut trail run juga membuat Vonny jatuh cinta. ’’Jika sudah di atas gunung, kalau ada apa-apa, siapa yang mau menolong kita selain mereka?” tutur ibu tiga anak itu.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia